iklan banner AlQuran 30 Juz
iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Sekelumit Cerita Tentang Putra Bekasi Asli Yang Berjiwa Patriotik

banner

Perjalanan Karier dan Prestasi Kandidat Calon Walikota Bekasi, Brigjen TNI (Purn) H. Kemal Hendrayadi Asli Putra Bekasi

bekasi-online.com, Minggu 21 Juli 2024, 13:10 WIB, Bow/SidR

BEKASI KOTA, BksOL — Ketika bertandang ke rumah kediamannya Jl. Veteran No.66 Kota Bekasi, sang jendral sedang bercukur di luar rumahnya yang dekat dengan polres Metro Bekasi Kota gedung lama, Minggu 21/7/2024.

Kota Bekasi memiliki putra daerah atau warga lokal yang meraih sederet prestasi. Sosok itu adalah Brigadir Jenderal TNI (Purn) Kemal Hendrayadi, SIP. Berbagai tanda kehormatan ia dapatkan melalui penugasan di luar dan dalam negeri.


Ada beberapa hal penting yang BksOL tangkap ketika mulai berdiskusi akrab setelah pembatalan pengambilan shooting podcast dengan sang jendral putra Bekasi asli ini.

Pembicaraan dimulai dengan membahas definisi dan makna kepemimpinan yang dilempar oleh sang jenderal kepada BksOL. “Apa arti kepemimpinan?” tanya Bang H. Kemal.

“Kepemimpinan adalah proses saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dalam organisasi. Kepemimpinan juga merupakan satu set kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan tertentu dalam satu wilayah organisasi,” terang purnawirawan TNI ini kepada BksOL.

Berdasarkan kisah perjalanan karirnya selama menjadi tentara dari tingkat bawah hingga ke level perwira di lapangan dalam diskusinya dengan BksOL, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang pemimpin itu harus memiliki satu set skill atau kemampuan seperti penjelasannya berikut ini;

Kemampuan memotivasi diri, termasuk memotivasi orang lain. Hal ini dia ceritakan ketika dirinya menjadi komandan satuan organisasi militer saat bertugas di Papua, dimana dalam kesatuannya ada setidaknya 40% tentara asli Papua sisanya adalah anggota TNI yang berasal dari daerah lainnya.

Karena perbedaan budaya dan karakter setiap individu, nakun dengan semangat jiwa korsa yang biasajya ada dalam darah para prajurit ini, maka kebiasaan komunal lebih dokinan dan susah untuk diseragamkan seperti keinginannya sebagai komandan satuan militernya.

Dia pun memberikan semacam aturan yang disesuaikan dengan karakter para prajurit bawahannya tanpa abaikan semangat atau jiwa korsa dari para anggotanya.

“Kalian sebagai anak buah saya boleh saja melakukan apa yang tidak saya lakukan. Tapi jika itu melanggar aturan yang ada maka kalian harus siap menerima dan menanggung segala konsekwensinya.” tegasnya kepada para prajurit di bawah kepemimpinannya.

Kemampuannya menjelaskan dan menegakkan disiplin atau etika kerja organisasi kepada dirinya dan anggota atau pengikut dengan kebijakan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman).

Hal ini dia buktikan juga ketika para prajurit bawahannya melanggar aturan dan melakukan insiden secara berjamaah karena sentimen jiwa korsa mereka di Sentani dalam satu keributan dengan lingkungan sekitar. Dirinya secara tegas memberikan hukuman keras kepada 12 prajurit bawahannya yang melanggr aturan militer dan etika sosial. Bahkn dirinya sendiribyang memberikan hukuman fisik kepada sang anak buah. 

Kemampuan berbicara di depan umum sebagai seorang leader termasuk salah satu yang Bang Kemal tekankan jika hendak menjadi pemimpin.

Memahami cara kerja dalam organisasi tentang kendali mutu atau aturan kebijakan demi kualitas kinerja organisasi, sudah diterapkannya dalam kesatuan militer di berbagai daerah konflik di Indonesia.

Kemampuan memecahkan masalah dengan sistem kinerja yang telah ditetapkan dan disepakati, juga dia ceritakan ketika bertugas di daerah lainnya selain Papua.

“Kemauan untuk transfer pengetahuan kepada bawahan adalah satu keharusannyangbtak bisa diabaikan,” jelas Bang H. Kemal lagi.

Lalu dirinya menambahkan beberapa point pentingnlainnya seperti: Mengenali karakteristik bawahan, Keinginan mengetahui perkembangan, Keinginan melakukan perubahan dan perbaikan dan Sikap mental juga pentingnya menjaga Citra diri.

Itu dia ceritakan ketika bertugas di Sentani, dimana di tempat itu banyak tentara ketika libur bertugas dan diajak pesta rakyat dengan adat makan bersama di depan batu panggang yang dibakar sedemikian rupa hingga merah menyala, lalu dimasukkan daging babi, ayam dan ubi lalu ditutup dedaunan dan jerami lalu ditutup lagi dengan batu besar, kembali dibakar hingga batu panas membara dan ketika selesai matang, dagingnya lunak empuk siap disantap.

Sebagai komandan beragama Islam, dirinya tidak makan masakn tersebut kecuali ubi bakar dan dirinya menuturkan bahwa dia tidak juga minum minuman keras khas Papua. Dia telah menetapkan jati dirinya sebagai Komandan militer beragama muslim.

Tak hanya prestasi kerjanya selama perjalanan tugas di dalam negeri, ketika tour of duty (perjalanan tugas) di daerah konflik seperti Poso dan lainnya, maka dalam TOD di luar negeri sang cucu dari tokoh pejuang Bekasi ini juga mendapatkan beberapa penghargaan militer kelas dunia.

Penghargaan internasional yang ia raih antara lain The Philiphine Legion of Honor, The Philipine Presidensial unit Citation badge, OIC Medal, LAF Medal Libanon, United Nation Medal, SL. Santi Dharma XVII dan XXIII.

Berkat semua penugasan di luar negeri itu, Brigjen TNI Kemal dikukuhkan sebagai Veteran Perdamaian Republik Indonesia. Namanya tercatat dalam Misi Perdamaian dunia kontingen Garuda XXIII H- Lebanon dengan Jabatan Deputy Commender of Sector East UNIFIL Lebanon 2013.


Adapun penghargaan di dalam negeri mayoritas diperoleh karena penugasan ke wilayah konflik Timor Timur, Papua hingga Nangru Aceh. Ada pula apresiasi karena penugasan pendidikan dan latihan, antara lain SL.Seroja, SL.GOM X, SL.Wira Nusa, SL.Wira Dharma, SL.Dharma Nusa, SL. Dwidya Sista, SL.Kesetiaan VIII,XVI dan XXIV tahun, Bintang KEP Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, dan SL Dharma Bantala.

Perjalanan karier
Lahir di Bogor pada 16 Juni 1963, Brigjen TNI Kemal adalah anak nomor empat dari H.Tasmin Salam, purnawirawan anggota polisi berpangkat Peltu yang berdinas di Polres Bekasi. Sedangkan kakeknya adalah pejuang kemerdekaan asal Bekasi, KH. Abdul Hamid.

Brigjen TNI Kemal menikah dengan Umi Kulsum dan dikaruniai empat anak. Setelah lulus dari Akademi Militer Angkatan Darat serta menempuh Pendidikan kecabangan SUSSARCAB Infanteri beliau dilantik sebagai Perwira TNI AD dengan pangkat Letda pada 1988, ia mengawali kariernya sebagai Danton Yonif 507 (Yonif Raider 500) dan dua tahun kemudian ditugaskan dalam Operasi Timor Timur.

Setelah setahun lebih di Timor Timur, ia tidak kembali ke Batalyon 500 Rider namun langsung menjadi organik Batalyon 511.

"Alhamdulillah pengalaman saya cukup lengkap, kalau daerah daerah konflik di Indonesia saya sudah saya alami semua, mulai dari Timor Timur (1990), Papua (1997), Nangroe Aceh Darussalam (2005), kemudian penugasan penugasan di luar negeri seperti Filipina (1995), PNG (1997), Libanon (2013)," kata Brigjen TNI Kemal.

Pulang dari penugasan Ops Tim-Tim pada 1992, kariernya meningkat dan dilantik menjadi Lettu. Dua tahun kemudian, ia menjadi salah satu peserta didik terbaik Combat Instructor Course di Australia dan meraih penghargaan Student Of Merit dari Angkatan Bersenjata Australia. Selepas itu, di tahun yang sama, Ia menjabat sebagai danki DAN kasi-2/OPS Yonif 511.

Pada 1995 ia kembali dilantik sebagai Kapten TNI AD dan ditugaskan sebagai Staf MILOBS KONGA XVII B Philippina dibawah pimpinan Brigjen Kivlan Zein. Setelahnya, hingga usai menjalani pendidikan lanjutan perwira, Ia sempat menduduki beberapa jabatan staf Operasi dan Latihan di satuan satuan hingga ia dilantik sebagai Mayor INF dengan menempati jabatan sebagai Wadanyon 751/VJS Raider di Sentani Papua pada 1999.

Bersamaan dengan masa jabatan ini, Ia juga tergabung dalam Ops Rajawali Yakhti Irian Jaya serta menjalani penugasan Indonesia – Papua Niugini Join Border Area Security. Ia pun terlibat langsung pada pengamanan saat terjadinya kerusuhan di sekitar wilyah Jayapura dan Sentani pada 2021 akibat meninggalnya tokoh masyarakat Papua, Theys Eluay.

Setelah menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AD pada 2002, ia mendapat jabatan Kabag Sdirbindik Akmil hingga Pjs.Komandan Batalyon Taruna di lingkungan pendidikan akademi militer.

Setahun kemudian, ia terpilih sebagai salah satu peserta didik pada Cadet Exchange Program dengan Australia. Kemudian pada 2004 menjalani tugas Tour of duty dan tour of Area, dan pangkatnya pun naik menjadi Letnan Kolonel TNI AD dengan menjabat sebagai Danyonif 725/WRG di lingkungan Kodam VII Wirabuana di Kendari, Sulawesi Utara.

Pada 2005, Brigjen TNI Kemal kembali menjalani tugas operasi militer dalam OPS Nangroe Aceh Darussalam sebagai Dansatgas Yonif 725. Tanggung jawab operasinya di wilayah Sawang Loksemawe, Aceh Utara. Selepas operasi militer, pada 2006 Ia menjabat sebagai Dansecata B Rindam VII/WRB, dan selanjutnya menjabat sebagai Dandim 1422/Maros Sulsel di 2008.

Terhitung sejak 2009 hingga 2011, Kemal juga ditugaskan dalam beberapa penugasan militer pendidikan dan latihan gabungan luar negeri baik di regional Asean ataupun Non Asean, ketika dirinya tengah menduduki jabatan sebagai Pabandya-3/Latma Gab Sopsad.

Brigjen TNI Kemal kembali mendapat promosi pangkat menjadi Kolonel TNI AD, dengan menjabat sebagai Asops Kasdam XVII/Cendrawasih pada 2011. Di tahun yang sama, ia tergabung dalam OPS Tameng Panah, OPS Simpul Panah dan OPS Pagar Panah di wilayah Kab.Puncak Jaya dan sekitarnya.

Brigjen TNI Kemal juga menjalani karier sebagai pengajar, yaitu pada 2012 menjadi Dosen Madya Seskoad. Di saat ini pula ia mendapat kesempatan mengikuti Staff College Exchange Singapura.

Kariernya berlanjut dengan menjabat sebagai Patun Korsis pada 2013. Di tahun yang sama, ia terpilih mengikuti pendidikan United Nations Contingent Commander Course di Bangladesh.

Pada 2014 Brigjen TNI Kemal dipercaya menjabat sebagai Deputy Commander Of Sector East Unifil Lebanon Contingent Garuda XXIII-H yang membawahi tujuh negara dengan Mainbody dari Angkatan bersenjata Spanyol, dalam penugasan operasi pemelihara perdamaian dunia di Lebanon.

Pulang dari Lebanon, ia diangkat menjadi Paban V/Kermamil Sopsad. Di saat ini pula, Brigjen TNI Kemal mendapat penugasan latihan bersama berbagai negara Asean maupun non-Asean.

Pada 2016 ia menduduki jabatan sebagai Wakapuskersin TNI serta mengikuti penugasan luar negeri dalam wadah ADMM (Asean Defence Minister Meeting) di beberapa negara Asean bersama Menteri Pertahanan Indonesia, Jenderal TNI Purn. Ryamizard Ryacudu.

Akhirnya pada 2020 Ia mendapat promosi pangkat Brigadir Jenderal dan dipercaya menempati jabatan Waaslat Kasad Bidang Renlat di Markas Besar Angkatan Darat. [■]

Reporter/Sumber: Bow/Sidr-TempoEditor: DikRizal
banner iklan bawah post
banner

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL

أحدث أقدم
banner Wawalkot