
Strategi Efektif Atasi Bahaya Ancaman, Tantangan, Hambatan & Gangguan Terorisme/Radikalisme di Kota Bekasi
Ancaman utama dari terorisme dan radikalisme di Bekasi mencakup penyebaran paham ekstremisme melalui media sosial, rekrutmen anggota dari kalangan muda, serta potensi serangan terhadap fasilitas publik dan aparat keamanan.
Strategi:
- Penguatan Keamanan dan Intelijen Lokal
- Optimalisasi peran Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam mendeteksi aktivitas mencurigakan di lingkungan masyarakat.
- Pemanfaatan teknologi seperti CCTV di titik-titik strategis dan patroli cyber untuk memantau propaganda radikal di media sosial.
- Peningkatan Sistem Kewaspadaan Masyarakat
- Pembentukan satgas anti-radikalisme berbasis RT/RW yang melibatkan tokoh agama, pemuda, dan komunitas lokal.
- Mendorong masyarakat untuk aktif melaporkan aktivitas yang mencurigakan melalui kanal komunikasi khusus dengan aparat keamanan.
- Pemberdayaan Generasi Muda
- Program sosialisasi di sekolah dan kampus tentang bahaya paham radikal serta memberikan pemahaman agama yang moderat dan toleran.
- Kegiatan positif seperti pelatihan keterampilan, beasiswa, dan kegiatan kepemudaan untuk mencegah anak muda terpengaruh paham ekstrem.
2. Mengatasi Tantangan dalam Menanggulangi Terorisme dan Radikalisme
Tantangan utama yang dihadapi meliputi penyebaran ideologi radikal melalui dunia maya, kesulitan membedakan ajaran agama yang moderat dan ekstrem, serta ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap upaya deradikalisasi.
Strategi:
- Kolaborasi dengan Tokoh Agama dan Budaya
- Mengajak ulama, pendeta, dan pemuka agama lainnya untuk menyampaikan narasi damai dan membendung penyebaran paham radikal.
- Menyusun kurikulum pendidikan berbasis nilai-nilai kebangsaan yang sejalan dengan ajaran agama dan budaya setempat.
- Pemanfaatan Media Sosial dan Media Massa
- Membuat konten edukatif di YouTube, Instagram, dan TikTok untuk menyebarkan pesan anti-radikalisme.
- Mendorong pemberitaan yang akurat dan tidak memperkeruh situasi saat terjadi isu terkait terorisme atau radikalisme.
- Membangun Kepercayaan Publik terhadap Aparat Keamanan
- Transparansi dalam penanganan kasus terorisme agar tidak menimbulkan stigma negatif terhadap kelompok tertentu.
- Melibatkan komunitas lokal dalam penyusunan kebijakan deradikalisasi agar lebih efektif dan diterima masyarakat.
3. Mengatasi Hambatan dalam Pencegahan dan Penindakan
Hambatan yang sering muncul antara lain kurangnya koordinasi antarinstansi, resistensi dari kelompok tertentu terhadap program deradikalisasi, serta kurangnya program rehabilitasi bagi eks-napiter (narapidana teroris).
Strategi:
- Penguatan Koordinasi Antar Lembaga
- Sinergi antara kepolisian, TNI, BNPT, Kementerian Agama, serta Pemkot Bekasi dalam satuan tugas bersama.
- Integrasi program deradikalisasi dengan kebijakan sosial-ekonomi untuk mencegah eks-napiter kembali ke jaringan terorisme.
- Pendekatan Sosial dan Ekonomi terhadap Eks Napiter
- Program wirausaha dan pelatihan kerja bagi eks-napiter agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan aktivitas positif.
- Pemberian pendampingan psikososial bagi keluarga eks-napiter agar tidak terisolasi dan mengalami diskriminasi.
4. Mengatasi Gangguan yang Ditimbulkan oleh Radikalisme dan Terorisme
Gangguan akibat terorisme dan radikalisme meliputi ketakutan masyarakat, rusaknya citra suatu agama atau kelompok tertentu, serta meningkatnya sentimen intoleransi di masyarakat.
Strategi:
- Membangun Kesadaran Multikulturalisme dan Toleransi
- Program dialog antaragama dan kebudayaan yang melibatkan berbagai komunitas di Bekasi.
- Kegiatan seni dan budaya yang mempromosikan persatuan dan keberagaman masyarakat.
- Memperkuat Pendidikan Karakter di Sekolah
- Menanamkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan gotong royong sejak dini melalui kurikulum pendidikan.
- Mengawasi materi ajar di sekolah agar tidak ada penyimpangan yang mengarah pada radikalisme.
- Menjaga Solidaritas Masyarakat
- Mendorong aksi nyata seperti gotong royong, bakti sosial, dan pengajian atau ibadah bersama lintas agama.
- Mencegah polarisasi sosial dengan menghindari ujaran kebencian dan hoaks yang memecah belah masyarakat.
Kesimpulan
Mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme di Kota Bekasi membutuhkan strategi yang komprehensif dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Pendekatan keamanan harus diimbangi dengan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, serta penguatan nilai-nilai toleransi dan kebangsaan.
Dengan memperkuat kerja sama antara aparat, tokoh agama, komunitas lokal, dan media, Bekasi dapat menjadi kota yang aman dan bebas dari ancaman radikalisme serta terorisme. [■]


Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL