
Aleg Dariyanto, SKom: Semrawutnya Tata Kelola Pasar Baru Durenjaya, Tidak Konsistennya Semua Pihak
bekasi-online.com, Minggu, 20 Okt 2025 - 19:57 WIB, SidikRizalDariyanto, SKom, DPRD Kota Bekasi Fraksi Golkar
BEKASI KOTA, BksOL — Sebagai Kecamatan yang merupakan jalur penting yang harus dilalui siapa saja yang menggunakan jalur Pantura (Pantai Utara) untuk mudik ataupun keluar kota antar provinsi, Bekasi Timur menjadi kecamatan terpenting dalam transportasi antar kota antar provinsi di Kota Bekasi.
Keruwetan jalur transportasi terminal Kota Bekasi yang berada tepat persis di depan Pasar baru Durenjaya Bekasi Timur menambah kemacetan rutin setiap hari apalagi menjelang jam sibuk kerja atau pada saat hari raya.
Belum lagi maraknya premanisme dan pungli yang terjadi di lokasi publik seperti Pasar baru Bekasi Timur, dimana masih banyak pedagang sayur buah-buahan dan bahan makanan di lokasi arteri transportasi paling ramai di kota Bekasi, yang tak jarang jadi korban pungli & premanisme terselubung. Artinya baik preman yang menggunakan seragam maupun yang berjalan tanpa seragam.
Lihat juga: Video Halal Bi Halal DPRD Kota Bekasi dengan Staf dan Lembaga dan Dihadiri Walikota & Wawali Bekasi, Ini Kata Ketua DPRD, Sardi Efendi
Dariyanto, SKom, anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi Golkar dan dapil Bekasi 1, yakni Bekasi Timur & Bekasi Selatan turut prihatin dengan kejadian yang menimpa para pedagang pasar.
Namun dirinya juga mengkritisi para pedagang pasar yang buka lapak tersebut, sering kali kurang mematuhi aturan ketertiban yang sudah diberikan oleh pemkot Bekasi.
Terlepas dari masalah sosialisasi pemkot di dinas terkait, seperti dinas Pasar, dinas LH (Lingkungan Hidup) juga aparat Satpol PP (Polisi Pamong Praja) dan Dinas Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Kota Bekasi yang mungkin kurang, faktanya sikap kerjasama dan gotong royong para pedagang lapak di Pasar Baru dirasa sangat kurang.
"Coba Bang Sidik perhatikan setiap pagi, para pedagang pasar yang membuka lapak di luar kios yang telah ada di Dinas Pasar Kota Bekasi, mereka seharusnya mampu mendisiplinkan diri untuk memperhatikan kemana harusnya mereka membuang sisa limbah dagangan mereka." ujar Dariyanto, sang anggota dewan pemilik yayasan Sekolah GPM di Durenjaya ini lewat WhatsApp nya.
"Jika mereka mau saja mengikuti aturan & larangan terkait kebersihan dengan membantu proses pembuangan limbah dagangan mereka sendiri di wadah plastik, kan setidaknya lebih memudahkan petugas kebersihan dari Lingkungan Hidup agar bisa bekerja lebih cepat." beber Dariyanto, SKom yang mempunyai istri seorang dokter terkemuka di Kota Bekasi.
"Jangan karena mereka merasa sudah bayar uang retribusi sampah juga uang retribusi ke Satpol PP atau bayar pungutan lainnya, lalu bisa melepaskan semua pekerjaan menjaga kebersihan lingkungan ke petugas seragam oranye dari Dinas LH," saran Dariyanto kepada para pedagang Pasar.


Terkait masalah pungutan liar di luar karcis retribusi wajib yang harus dibayarkan para pedagang, seorang pedagang berinisial W (50) menyatakan kekesalannya, bahwa saking banyaknya pungutan yang diambil dari mereka, termasuk dari preman yang tak memakai seragam, mereka merasa rugi banyak.
"Kalo retribusi rutin yang dipungut oleh petugas Dinas Pasar juga termasuk petugas Satpol PP, kami semua tidak keberatan, karena mereka selalu berikan semacam tiket atau kupon retribusi, Pak!" ungkap W (50) kepada BksOL saat ditanya tentang masalah pungli, Minggu (26/4/2025) lalu.
"Saya dan teman-teman pedagang lainnya gak masalah, tapi selain retribusi dari pemkot, masih ada aja pungutan dari preman, yang sedikitnya ada 30 orang preman secara bergantian meminta jatah, setiap hari, paling tidak Rp 2000 sampai Rp 5000, per preman," beber W lagi.
Menyikapi pungli dan juga aksi premanisme yang terjadi di lingkungan Pasar Baru Bekasi Timur tersebut, Dariyanto yang juga pemilik komplek ruko Libersa di bilangan Mekarsari ini mengatakan;
"Senafas dengan program Gubernur KDM yang akan menindak aksi premanisme dan memberantas pungli, Saya sudah pernah meminta ketegasan Kepala (Komandan) Satpol PP Kota Bekasi (Karto, SIP, MSi), agar segera menertibkan lingkungan Pasar Baru Bekasi Timur dari aksi premanisme dan pungli. Tapi mungkin, hanya di awal- awalnya saja (red: hangat-hangat tai ayam), dan kenyataannya konsistensi tak berlanjut." ujar Dariyanto lagi.
Masalah konsistensi kinerja petugas Satpol. PP tentunya berkaitan erat dengan etos kerja dan kedisiplinan petugas Satpol PP serta interaksi dengan warga masyarakat, khusus para pedagang Pasar yang miskin informasi.
Hal ini amat dipengaruhi dengan program Sosialisasi Perda baik Kepwal maupun Perwal tentang tata kelola Pasar dengan semua instansi terkait, kurang dipahami atau kurang sosialisasi dari instansi yang bersangkutan.
Misalnya Dinas Lingkungan Hidup yang secara rutin membawa truk sampah setiap pagi justru akan terasa sangat terbantu jika para pedagang pasar sudah menyediakan kantong plastik buat sampah organik mereka yang sejatinya disediakan oleh Dinas LH, ujar Dariyanto lagi.
Masalahnya, pihak Dinas LH sendiri pun tidak menyediakan banyak kantong plastik hitam berukuran besar kepada para pedagang pasar untuk membuang sampah dagangan mereka.
Karena jika sudah ada kantong plastik hitam besar yang dibagikan kepada setiap lapak pedagang Pasar, maka akan mempermudah pengambilan limbah pasar yang sudah dibungkus sendiri oleh para pedagang.
Sementara para pedagang lapak di luar kios justru masih ada saja yang membuang limbah dagangan mereka di samping bahu jalan raya sejak malam hari hingga selesai berdagang pukul 09:00 pagi.
"Jika saja mereka mau tertib setiap habis berjualan lalu membuang limbah dagangan mereka ke dalam Plastik, pasti proses kerja para petugas Kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup agak terbantu dan lebih cepat." jelas Dariyanto lagi.
Tentunya pernyataan aleg Dariyanto ini harus ditindaklanjuti oleh semua Dinas terkait baik Dinas Pasar, Dinas Koperasi & UKM sampai Dinas Lingkungan Hidup untuk lebih bersinergi satu sama lain.
"Nah bicara masalah sinergi, bisa saja misalnya Dinas Koperasi dan UKM membantu pedagang untuk bisa memiliki 'gerobak dagang' yang ramah lingkungan sehingga dagangan mereka tidak selalu menghasilkan BANYAK limbah organik yang tak terdistribusi secara baik untuk bisa diolah oleh Dinas LH menjadi pakan ternak atau pupuk bio." imbuh Dariyanto.
"Gerobak dagang kan bisa disimpan di bekas gedung Borobudur Dept Store atau bisa diajak kerjasama sebagai gudang penyimpanan gerobak para pedagang Pasar dengan sistem sewa tempat misalnya," jelas Dariyanto lagi.
"Nah ini dua bisa berjalan baik jika pemkot mau meninjau kembali kebijakan tata kelola Pasar yang lebih komprehensif serta menyeluruh, sehingga kasus kecil macam, pungli, premanisme, limbah sampah organik yang mengganggu tak lagi jadi sulit diatasi." pungkas Dariyanto kepada BksOL.
Baca juga: Evi Mafriningsianti: Bank Sampah, SPMB, Ibu-Ibu PKK Urusin Bapak, Urusin Anak, Urusin Rumah s/d Urusin Banjir
Reporter: NurMR -TimRedaksi, Editor: SidikRizal/BksOL


Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL