
Evi Mafriningsianti: Bank Sampah, SPMB, Ibu-Ibu PKK Urusin Bapak, Urusin Anak, Urusin Rumah s/d Urusin Banjir
bekasi-online.com, Ahad, 26 April 2025, 10:48 WIB, SidikRizal
Dan dia pun berharap semoga Senin besok dirinya dan para warga semuanya di Perum Wisma Jaya bisa bertemu kembali untuk acara halal bi halal, khususnya mulai dari RT 001 s/d RT 012.
Dan yang paling akhir, perwakilan dari pihak Latar (Karang Taruna), menyatakan masalah hadiah uang atau Piala dengan nama Trophy Evi Mafriningsianti dan/atau juga bisa jadi sponsor kegiatan karang taruna RW 018.
Hj. Evi Mafriningsianti, SE. MM menjelaskan tentang PJU (penerangan jalan umum) yang akan dibahas lagi dalam musrembang (musyawarah rencana pembangunan) dengan warga di kelurahan Wisma Jaya untuk dijadikan Pokir (pokok pikiran) dirinya sebagai wakil rakyat di DPRD.
Sebagai catatan bahwa Aspirasi Warga menjadi Pokir anggota DPRD melalui beberapa tahapan:
BEKASI KOTA, BksOL — "RW 018 pasti gak ada yang ngurus SKTM ya Pak Bu ya?" canda Hj. Evi Mafriningsianti, SE. MM. di saat gelar acara RESES anggota DPRD Kota Bekasi di lapangan serba guna RW 018, Perum Wisma Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Ahad pagi (26/4/2025) sejak jam 09:30 WIB hingga selesai jelang adzan Zhuhur.
SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) biasanya memang sering di buat menjelang pendaftaran anak sekolah, atau untuk tahun ajaran baru 2025 dikenal dengan istilah SPMB (Seleksi Penerimaan Murid Baru).
Selain menjaring aspirasi warga RW 018 perumahan Wisma Jaya mulai dari RT 001 sampai dengan RT 012, Evi Mafriningsianti mengingatkan bahwa pada bulan Mei sudah mulai ada kegiatan SPMB buat anak usia sekolah bagi para orangtua khususnya warga RW 018 dan Kota Bekasi pada umumnya.
Evi juga berharap dan mendoakan "Semoga di RW 018 Perumahan Wisma Jaya ini kaum mudanya menjadi garda terdepan, termasuk para ibu-ibu PKK nya."
Anggota Dewan dari Fraksi PAN ini juga membahas tentang peluang ekonomi dari setiap sumber daya yang ada di Wisma Jaya; "Semua bisa jadi nilai ekonomi, sampah pun bisa jadi nilai ekonomi." imbuhnya.
Adapun catatan aspirasi warga RW 018 yang berhasil dicatat oleh BksOL adalah sebagai berikut;
Perwakilan dari RT 001, berharap masalah jogging track di lapangan serbaguna bisa mendapatkan perbaikan sehingga bisa digunakan oleh warga sekitar.
Lalu warga dari RT 002, yang mengharapkan adanya anggaran khusus atau sumbangan buat pengadaan CCTV di lingkungan hingga ke tingkat Rukun Tetangga, karena dirasa perlu bagi kepentingan keamanan lingkungan warga.
Perwakilan RT 003 ternyata tidak ada yang hadir. Lalu perwakilan RT 004, yang menyatakan bahwa proyek pengaspalan 25% telah dilaksanakan, setelah pengecoran di lingkungan jalan RT 004.
Namun juga berharap pembangunannya diikuti dengan RT-RT lainnya yang bersebelahan.
Wakil dari RT 005, menyatakan bahwa pembangunan pos RT berasal dari dana swadaya setiap rumah di RT 005 dan termasuk fasilitas buat ibu-ibu PPK dan Posyandu, yang diharapkan mendapatkan hibah bantuan dari pemerintah kota Bekasi.
Sedangkan dari RT 006, RTH (ruang terbuka hijau) seperti lapangan yang sudah jadi sarana olahraga & posyandu, tapi masih perlu juga sarana bermain bagi anak kecil.
Bagi warga RT 007, merasa agak ketinggalan karena pembangunan jalan sudah dicor tapi belum diaspal. Mereka minta agar proyek pengaspalan jalan di lingkungan bisa segera direalisasikan.
RT 008, air mengalir dari RT 008 ke RT James Bond alias RT 007 yang permukaan tanahnya jauh lebih rendah dibandingkan RT-RT lainnya.
Masalah sampah, karpet kasur dan lain sebagainya, pasca terdampak banjir lalu bisa menjadi ancaman dan gangguan kesehatan. Sehingga warga meminta agar pengerjaan Pematusan gorong-gorong bisa disegerakan.
"Karena kita tidak pernah tahu, barangkali saja dari gorong-gorong itu berdasarkan pengalaman, nanti bisa hasilkan pemimpin Indonesia masa depan yang hebat." canda perwakilan warga RT 008 mencoba satire.
Bagi warga RT 009, fasum lapangan bulu tangkis, saat banjir sering ada mata air alami alias air menggenang, yang mungkin saja datangnya RT 008.
Warga meminta Fasum (fasilitas umum) diperhatikan, khusus nya CCTV jika diterima usulannya oleh anggota dewan bukan hanya untuk RT 002 saja, tapi jika bisa semua RT-RT di RW 018.
Sedangkan untuk warga RT 010, jika ada hujan deras, maka yang pertama menderita itu adalah warga RT 010. Pasti lingkungan nya yang langsung terdampak banjir.
Jadi warga meminta agar dibuat bisa segera dibuatkan gorong-gorong yang lebih besar, apalagi lingkunga RT 010 sering ditemukan hewan seperti biawak saat banjir.
Untuk wakil dari RT 011, menyatakan mungkin hampir sebagian besar kebutuhan warganya sudah diborong oleh RT lain.
Dan secara agitatif, wakil RT 011 justru berseru kepada warga lainnya, "Satukan langkah, satukan derap kita dukung Ibu Evi." serunya seolah masih dalam suasan kampanye.
Warga tersebut memaparkan bahwa kebutuhan Normalisasi got atau riil di depan rumah pak RW 018 sudah sangat mendesak, pungkasnya sambil mengatakan;
"Kita sama-sama anggota dewan, kalau Ibu Evi anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), maka kami anggota DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)." pungkasnya bercanda.
Sementara dari RT 012 seorang ibu menyatakan, "RT-RT yang lainnya semua adalah aspirasi bapak-bapak. Kayaknya cuma RT 012 saja yang aspirasi ibu-ibu sendiri." ujar warga RT 012 ini mencoba bercerita dengan humor.
"Tapi pokok yang sebenarnya masalah drainase karena hal ini terkait sama semua lingkungannya, juga terkait bank sampah." ujar warga RT 012.
Selanjutnya perwakilan dari Kamling (Keamanan Lingkungan) RW 018 Perum Wisma Jaya, yang saat ini hanya ada 6 personel dan hanya punya satu seragam untuk bertugas, "Kami butuh tambahan seragam cadangan. Karena yang sekarang, setiap kali harus dicuci setelah keringat jadi kering di badan." ujar ketua Keamanan RW 018 kepada Evi Mafriningsianti.
Anggota DKM pun menyatakan; "Kalo bisa ada dana hibah buat para marbot, selain yang sudah ada dari BAZNAS. Jadi seperti janji beberapa caleg dan calon walikota di pemilu kemarin lalu, ada yang mau dan akan berangkatkan marbot untuk umroh."
PKK, minta bantuan masalah SPMB dengan status warga 018, Wisma Jaya yang dramatis dan jauh dari sekolah terdekat? Bisa dicarikan solusinya masalah tersebut tidak ada lagi ada pada tahun 2025 dan tahun mendatang.
Sebagai catatan bahwa Aspirasi Warga menjadi Pokir anggota DPRD melalui beberapa tahapan:
- Warga menyampaikan aspirasi melalui berbagai saluran, seperti kegiatan reses, Musrenbang, atau langsung ke anggota DPRD;
- Anggota DPRD kemudian mengumpulkan dan menyusun aspirasi tersebut menjadi Pokir;
- Pokir tersebut disampaikan dalam forum Paripurna DPRD;
- Pokir kemudian ditelaah dan diselaraskan dengan RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah); dan
- Pokir yang telah diselaraskan dapat diwujudkan dalam kegiatan pembangunan daerah. [■]


Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL