
Undangan Resmi Pemkot Via WA, Ketua PWI Ogah Datang, Katanya Undangan Pemkot Mirip Broadcast Arisan Online

Baca juga: Deddy Hidayat: Pembekalan Densus88 POLRI tekankan apa saja yang harus dilakukan oleh FKDM
Alasannya? Undangan dikirim asal-asalan, kayak acara kawinan tetangga tapi undangannya lewat story WA doang.
Undangan resmi yang harusnya ada cap basah malah raib entah kemana. Yang nyampe ke PWI cuma pesan WhatsApp dari Sekretaris Dinas LH, Kiswatiningsih, dikirim ke Sekretaris PWI, Michael LL Lengkong, itu pun mepet tiga jam sebelum acara mulai.
Baca juga: Daftar Orang Diamankan Usai Aksi DPR, Ribuan Demo, Bukan Kriminal, Ratusan Diciduk: Misteri Pelajar yang Tak Pulang
Eh, belakangan ketahuan, yang harusnya ngirim undangan malah Bappelitbangda. Alhasil, koordinasi antar-OPD kedengeran kayak orkes dangdut fals semua nada.
Sindiran Mawar berlanjut: Pemkot Bekasi kalau bikin acara gede, koordinasi aja udah kayak lomba joget TikTok: rame, tapi nggak kompak.
Ade Muksin ngegas, katanya PWI memang tercatat di undangan resmi di urutan ke-89. Tapi sayang, undangannya nggak pernah nyampe.
Baca juga: PWI Kukuhkan Pemimpin Baru Akhmad Munir, Panitia Kongres Sampaikan Terima Kasih kepada Semua Pihak
“Baru pagi ini dikirim lewat WhatsApp, cuma tiga jam sebelum acara. Cara kayak gini jelas melecehkan pers,” ucapnya dengan nada ketus.
Mawar Komentar ketus: Lah, PWI ditaruh di urutan ke-89, itu daftar undangan apa daftar antrean sembako murah? Dikira pimpinan organisasi profesi wartawan paling senior cuma daftar undangan biasa doang kalik?"
Baca juga: Silaturahmi Politik DPP Gerakan Rakyat, Bertemu Tom Lembong
Menurut Ade, undangan abal-abal ini bukti kacau-balau manajemen Pemkot. Ia bilang, pemerintah Bekasi nggak serius bangun hubungan dengan wartawan.
Mawar lanjut komentar satir pedasnya: Wajar sih, kalau undangan aja nggak becus, apalagi urus sampah jadi listrik. Jangan-jangan yang nyala duluan justru kompor warga sekaligus amarah publik.
“Wartawan bukan pelengkap acara seremonial. Kami mitra strategis penyampai informasi publik. Kalau undangan cuma formalitas tanpa etika, ya artinya pemerintah nggak hormat sama pers,” sambung Ade.
Tambah Mawar: Lah, pers dianggap pelengkap doang, padahal kalau ada kasus korupsi, siapa yang pertama kali dipanggil? Ya wartawan buat liputan! Pemkot tuh kalau butuh, manis, kalau nggak ya di-ghosting.
Ade bilang ini bukan cuma soal undangan, tapi soal komunikasi sehat pemerintah dengan pers.
Mawar makin satire nyelekit: Komunikasi sehat? Lah, Pemkot kalau komunikasi aja batuk-batuk, gimana mau sehat? Walaupun kita semua tahu mereka berlagak batuk-batuk, pura-pura sakit.
Mawar nambah Sindir pedas: Transparansi ala Pemkot Bekasi: transparan kalau mau pencitraan, tapi buram kalau udah ditanya soal kerjaan, bikin undangan resmi aja gak jelas mana surat cetakannya.
Acara konsultasi publik tetap jalan, dihadiri pejabat dan tokoh masyarakat. Tapi ketidakhadiran Ketua PWI jadi bahan omongan pedas. Forum jalan, tapi rasanya hambar, kayak makan sayur asem tanpa garam.
Waduh ko bisa begitu,etika dan adabnya di kemanain itu pejabat
ردحذفPejabat yang ngeselin
ردحذفإرسال تعليق
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL