iklan banner AlQuran 30 Juz
iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

PBR, Habis Manis Sepah Dimamah

banner
Jakarta, dobeldobel.com – Satu-persatu kader potensial Partai Bintang Reformasi (PBR) mundur dan berganti baju. Bursah Zarnubi, ketua umumnya, gerah. Ulah para politisi itu layaknya pepatah yang diplesetkan, habis manis sepah dimamah. 
 
Betullah adanya, tak ada kawan sejati di panggung politik. Yang ada hanyalah kepentingan sejati. Itupun sekarang lebih kepada kepentingan personal, bukan publik. Maka, tatkala Diah Devawati Ande, Bahrum Suregar, Ade Daud Nasution, dan Is Anwar Rajo Perak, sebenarnya sebuah hal yang wajar bagi partainya, PBR.

Tapi ternyata tidak seperti itu. Kepindahan mereka bermasalah. Mereka tiba-tiba keluar dari PBR. Mereka meloncat ke partai lain dan nyaris tanpa permisi. Mereka bukan laksana Agus Condro Prayitno yang dibuang PDI Perjuangan. Mereka, utamanya Bahrum, Ade, dan Is, justru yang membuang PBR. Ya, seperti habis manis sepah dimamah.

Setelah ditinggalkan sejumlah tokoh politiknya, seperti KH Zainuddin MZ, Bursah harus menenggak pil pahit dengan loncatnya empat orang kader PBR ke partai lain. Yang menyakitkan lagi tiga di antaranya ‘berkaki dua’.

Sebagai pimpinan partai, Bursah merasa dikhianati. Benarkah? “Jika ada anggota PBR yang menyeberang ke partai lain, itu hal yang wajar dan biasa terjadi. Tapi, jangan sampai main di dua kaki, kiri dan kanan,” kata Bursah di Jakarta, Selasa (16/9).

Jelas, yang dimaksudkan Bursah orang ‘berkaki dua’ adalah ketiga kader loncat pagar itu. Mereka masih memiliki status sebagai pengurus DPP PBR, tapi di sisi lain mendaftarkan diri sebagai caleg di partai lain.

Tudingan miring dilancarkan Bursah kepada Bahrum Siregar (pengurus PBR yang loncat menjadi caleg PKB), Ade Daud Nasution (ke PAN), dan Is Anwar Rajo Perak yang belum jelas ke mana. Mereka dilabeli ‘politisi banci’. Alasannya, mereka takut bersaing dengan para caleg lain karena nomor urutnya diubah. Ada yang tadinya No 4, kemudian diubah menjadi No 5.

Sejauh ini, DPP PBR telah menerapkan mekanisme penjaringan sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Perubahan nomor merupakan hal yang biasa. Yang penting komitmen untuk berjuang dengan PBR. Kalau memang menjadi anggota legislatif, DPP PBR pasti akan menerimanya, meski nomor urutnya 5.

“Kalau Diah Devawati Ande, itu baru orang jujur dan politisi top. Dia datang kepada saya dan membawa surat pengunduran diri secara resmi,” puji Bursah. Dia meloncar sebagai caleg PDIP, tapi officially di mata Bursah.

Betulkah ada yang berkaki dua, banci, dan berkhianat? Tudingan ini dibantah anggota DPR, Ade Daud Nasution. Kepindahannya ke PAN telah sesuai dengan prosedur organisasi yang berlaku. Bahkan dirinya sudah pamit secara resmi.

Ade justru menuding balik jika Bursah telah malakukan pelecehan terhadap partai. Awalnya, ketika Bursah berdiskusi di salah satu statiun televisi ia mengatakan lambang PBR itu cuma segitiga. Padahal, lambang PBR adalah Kabah. “Ini merupakan pelecehan terhadap prinsip partai,” kata Ade.

Sebagai partai berideologikan Islam, Bursah juga dituding sudah tidak lagi mengamalkan nilai-nilai keislaman. Namun Ade tidak sepenuhnya menyalahkan Bursah. Karena banyak orang-orang beraliran sosialis yang telah mempengaruhi ketua umum.

Ia juga menyayangkan sikap Bursah yang dianggapnya berlebihan merespons kepindahannya ke PAN. Seharusnya, sebagai ketua umum ia bisa mengoreksi diri mengapa ada kader yang loyal, lalu pindah ke partai lain. Bagaimanapun, Bursah harus menyelamatkan partainya dari petualangan politik para ‘politisi tak berideologi’, yang sejatinya insan pragmatis dan oportunis.

Bursah, mantan Ketua HMI Jakarta dan bekas Ketua Humanika, sudah benar mengambil sikap agar PBR tidak sekedar ‘ember’ bagi penampungan para politisi yang sekedar mencari kursi DPR. Jadi, PBR tak usah ambil pusing lagi dengan kepergian kader-kadernya yang tak komit. Tak perlu takut! [I4]
banner iklan bawah post
banner

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL

Previous Post Next Post
banner Wawalkot