iklan banner AlQuran 30 Juz
iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Firdaus Bach: Kota Bekasi Darurat Kepemimpinan, Pilkada 2024 Harus Hasilkan Pemimpin Baru Yang Bukan Penerus Masa Lalu

banner

Ketua LSM MAPAN: Sudah 2x Walikota Bekasi Di Periode Sebelumnya Dipanggil KPK, Harusnya Dipanggil, Nengok!

bekasi-online.com, Kamis 26/Sep/2024, 10:05 WIB, DikRizal
Ketua LSM MAPAN, Firdaus Bach saat hadir di acara KPU penentuan nomor urut paslon Walikota dan Wakil Walikota, Rabu, 25/9/2024 di Bekasi

BEKASI, BksOL  — TAHAPAN pembangunan kota Bekasi selama 20 tahun terakhir dengan grand design yang sudah diputuskan bersama oleh para pendiri kota yang telah berusia 27 tahun ini, sehingga perjalanan mekanisme pembangunannya sudah mirip atau semacam mode autopilot.

Baca juga: Ribuan Pendukung RISHOL Ikuti Kampanye Damai di Alun-alun Kota Bekasi

Artinya, kata Ketua LSM, Firdaus Bach kepada BksOL lewat WhatsApp, "Ada atau tidak ada pilotnya, pembangunan kota Bekasi yang bagai pesawat terbang dan kita beri nama Bekasi City Air ini, akan tetap takeoff dan terbang melaju ke langit menuju Indonesia Emas 2045 mendatang."

Ini berarti, imbuh Firdaus lagi, "Sekarang ini visi dan misi pembangunannya kayak gak jelas. Padahal pesawat pembagunan sudah terbang mengangkasa."

"Kenapa bisa dua pilot yang pernah menerbangkan Bekasi City Air (BCA) ini, kok dipanggil pengawas airport?" lanjut Firdaus Bach menganalogikan KPK dengan pengawas airport, dan walikota Bekasi sebagai pilot.

Itulah sebabnya, sebagai ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) MAPAN, yang sering mengamati dan mengkritisi kebijakan pemkot (pemerintah kota) maupun pemkab (pemerintah kabupaten) Bekasi ini menilai pilkada baik di kota maupun kabupaten Bekasi harus ganti pemimpin baru.

Dirinya beralasan bahwa dengan pilot muda yang tidak melanjutkan kebiasaan buruk dari dua pilot lama yang sudah digrounded terkena jerat hukum.

Baca juga: Persatuan Umat Islam (PUI) Mendukung Paslon Gub & Wagub ASIH, Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie

Firdaus Bach pun mengumpamakan penggantian kepala daerah di Bekasi dengan yang baru harus mempunyai rekam jejak  bersih dari segala keterkaitan dengan sejarah para pemimpin di masa lalu.

Sehingga meskipun penerbangan kota Bekasi masih berlanjut, tapi banyak sekali kebocoran di badan pesawat yang berisiko merusak terbangnya pembangunan Bekasi.

Firdaus punya harapan ke depan agar pemimpin yang terpilih nanti bisa melanjutkan cetak biru rencana pembangunan kota maupun kabupaten Bekasi yang sudah ada dan menerapkannya dalam bentuk rencana pembangunan jangka pendek.


"Sehingga setiap tahun fokus dan ada goal target dari RAPBD yang sudah disepakati." ungkap Firdaus.

Sebagai contoh, Firdaus melihat bahwa perencanaan pembangunan di Kota Bekasi sampai saat ini, tak seperti apa yang pernah diharapkan warga masyarakat Bekasi, kepada kandidat pilkada dua periode lalu.

Firdaus mengilustrasikan, misalnya dalam 5 tahun masa pengabdian para pemimpin baik bupati maupun walikota bisa memprioritaskan orientasi rencana pembangunan pada sektor terfokus. Misanya;

Untuk tahun 1, pemkot fokus pada masalah penanganan, pendidikan di Bekasi. Lalu di tahun ke-2 fokus program pembangunam pada masalah kesehatan.

Kemudian di tahun ke-3 masa jabatannya, walikota fokus pada masalah UMKM, sehingga para pedagang besar dan kecil di pasar, bisa merasakan manfaat tinggal di Bekasi dengan kemudahan kebijakan dan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) mendukung usaha mereka.


"Sebagai contoh," ungkap Firdaus lagi, "Dulu zaman Bang Pepen (eks walikota Rahmat Effendi), pemkot mengalokasikan 1 UPTD Pasar mendapat anggaran 50 milyar, untuk pebangunannya sendiri."

Berdasarkan pengalaman tersebut, Firdaus menegaskan, "Jika bisa seperti itu lagi, Saya berharap agar Pemkot jangan seperti calo,"

"Karena pembangunan pasar selalu diserahkan ke pihak ke 3, lalu pemkot seperti mengabaikan tugasnya dalam supervisi pekerjaan proyek yang dikerjakan para kontraktor pihak ketiga," kata Firdaus mengingatkan.

Dirinya menyarankan, "Kalau ada alokasi anggaran pembangunan untuk 12 pasar di kota Bekasi, katakanlah 1 tahun anggaran, ditentukan 3 pasar yang direvitalisasi dengan biaya 50 milyar setial pasar, paling habis 150 milyar, bukan?"

"Maka dibanding APBD yang besarnya 6,9 Triliun, kecil sekali pemyerapan anggaran dan pada akhirnya malah membebani pedagang kecil." sindir Firdaus.

Sindiran itu sendiri cukup tepat atas buruknya kinerja pemerintah daerah di Bekasi pada dua periode sebelumnya karena kurang tepatnya kebijakan yang telah dibuat, sehingga kecilnya penyerapan anggaran setiap tahunnya.


"Makanya pada pilkada 2024 ini pilihlah calon pemimpin yang rekam jejaknya baik dan dikenal pintar dalam manajemen serta jujur, tak pernah terindikasi berurusan dengan hukum, atau tak pernah sekalipun diduga lakukan tindak pidana korupsi." pungkas Firdaus tanpa merinci siapa yang dimaksud. [■]

Reporter: TimRedaksi, Editor: DikRizal
banner iklan bawah post
banner

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL

Previous Post Next Post
banner Wawalkot