
KHOTBAH BUKAN CERAMAH: Seni Bicara 10 Menit Menyentuh Hati Jemaah Sholat Jumat Yang Bukan Lagi Rutinitas Biasa
bekasi-online.com, Ahad, 29 Juni 2025 - 22:11 WIB, NMR - SidRizKH Jamalulail Said mengajak para khotib memperbarui cara berdakwah: jangan asal bunyi, pahami psikologi jemaah, dan siap menyampaikan pesan dalam waktu singkat namun menggugah.

“Tinggal bagaimana para khotib mempersiapkan diri ketika melaksanakan tugasnya.”
Jamalulail bukan bicara tanpa dasar. Ia mengaku sudah ratusan kali naik mimbar Jumat dan tetap menyiapkan materi dengan serius. “Saya tidak pernah khutbah asal bunyi atau asal bicara,” katanya tegas.
Ia menjelaskan, kekuatan khutbah Jumat terletak pada kesiapan jemaah. Berbeda dengan forum umum yang sering disisipi candaan atau komentar nyeleneh, khutbah Jumat berada dalam ruang ibadah yang disiplin: jemaah tak boleh berbicara, bahkan bergerak sembarangan.
Jamalulail bukan bicara tanpa dasar. Ia mengaku sudah ratusan kali naik mimbar Jumat dan tetap menyiapkan materi dengan serius. “Saya tidak pernah khutbah asal bunyi atau asal bicara,” katanya tegas.
Ia menjelaskan, kekuatan khutbah Jumat terletak pada kesiapan jemaah. Berbeda dengan forum umum yang sering disisipi candaan atau komentar nyeleneh, khutbah Jumat berada dalam ruang ibadah yang disiplin: jemaah tak boleh berbicara, bahkan bergerak sembarangan.
“Mereka datang dengan niat ibadah, dan itu menjadikan mereka siap menyerap pesan,” katanya.
Namun, ia juga menyindir fenomena jemaah yang tertidur saat khutbah berlangsung.
Namun, ia juga menyindir fenomena jemaah yang tertidur saat khutbah berlangsung.
“Kalau jemaahnya tidur, ya introspeksi. Bisa jadi khutbahnya membosankan, tidak menyentuh, atau durasinya terlalu panjang,” katanya.
Menurutnya, khutbah yang efektif cukup berlangsung selama 10 menit. “Jangan lama-lama,” tambahnya.
Sebagai Wakil Syuriah PCNU Kota Bekasi sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Fathul Baari Indonesia (FBI), Jamalulail menekankan pentingnya retorika dakwah.
Menurutnya, khutbah yang efektif cukup berlangsung selama 10 menit. “Jangan lama-lama,” tambahnya.
Sebagai Wakil Syuriah PCNU Kota Bekasi sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Fathul Baari Indonesia (FBI), Jamalulail menekankan pentingnya retorika dakwah.
Khotib harus memahami karakteristik masjid tempat ia berdiri. “Masjid perkantoran itu beda dengan masjid perkampungan atau komplek perumahan. Materi dan cara penyampaian harus menyesuaikan,” tuturnya.
Ia juga berpesan agar para khotib tidak bersikap eksklusif. “Jangan pilih-pilih masjid. Besar kecilnya tempat bukan soal. Yang penting, laksanakan tugas khutbah dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Ketua LDNU Kota Bekasi, Ilman, menyatakan materi pelatihan ini dirancang agar para khotib tak hanya paham hukum formal khutbah, tapi juga memiliki kepekaan sosial.
“Ada tiga materi yang dibahas dalam pelatihan ini: Fiqih Khutbah, Retorika dan Etika Dakwah, serta Tahsinul Qiro'ah Surat Al-Fatihah,” katanya.
Ia juga berpesan agar para khotib tidak bersikap eksklusif. “Jangan pilih-pilih masjid. Besar kecilnya tempat bukan soal. Yang penting, laksanakan tugas khutbah dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Baca juga: Ketua BMPS, Bayu: Maksudnya Apa Sekdisdik Bilang Sekolah Swasta Siap Tampung? Tampung Apanya?
“Ada tiga materi yang dibahas dalam pelatihan ini: Fiqih Khutbah, Retorika dan Etika Dakwah, serta Tahsinul Qiro'ah Surat Al-Fatihah,” katanya.
Retorika dan etika, lanjutnya, penting agar khotib bisa membaca situasi jemaah dan lingkungan masjid secara bijak. [■]


إرسال تعليق
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL