
Camat Bekasi Selatan Ngumpul di Kafe: Sinergitas Keamanan Diseduh Bareng Kopi Susu di bilangan Melintang
Ngopi Bareng Tiga Pilar: Sinergi Keamanan Bekasi Selatan Diseduh di Atas Cappuccino”— Polisi, TNI, dan Camat duduk semeja di kafe. Bukannya nyusun strategi perang, mereka malah sepakat: kopi susu bisa bikin sinergi lebih manis

Di sana, Camat Bekasi Selatan Karya Sukmajaya menggelar rapat sinergitas peningkatan keamanan, ketertiban, dan gotong royong masyarakat. Bedanya, kali ini suasana lebih wangi kopi susu ketimbang bau tinta absensi.
Sidik Warkop sang wartawan komedian pengamat sosial pemerintahan Bekasi beri komentar, “Ini baru namanya inovasi, rapat pindah ke kafe. Biar kalau debat sengit, tinggal pesan kopi tubruk biar nggak gampang kepahitan.”
“Kalau rapat di kantor, orang kadang ngantuk. Kalau di kafe, setidaknya ngantuknya sambil ada cappuccino,” seloroh Karya Sukmajaya, yang sejak awal memang dikenal suka melempar gurauan sebelum masuk ke pokok bahasan serius.
Sidik Warkop beri komentar lagi, “Mantap Pak Camat, tidur siang jadi ada upgrade—dari kursi kantor ke kursi nyaman kafe. Produktifnya tetap sedikit, tapi gaya tidur plus-minus.”
Hadir dalam forum lintas meja itu tiga pilar: Danramil 01 Kranji, Kapolsek Bekasi Selatan, para lurah se-Kecamatan Bekasi Selatan, unsur Satpol PP, Linmas, Karang Taruna, juga para ketua organisasi forum-forum dengan singkatan yang bisa bikin mahasiswa baru kewalahan menghafalnya—MUB, FKRW, FKLPM, hingga FKDM.
Sebagai catatan: MUB (Musyawarah Umat Beragama) tentunya di bawah FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) kota Bekasi. FKRW (Forum Komunikasi Rukun Warga), FKLPM (Forum Komunikasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dan FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) satu ormas plat merah.
Sidik Warkop pun sebenarnya enggan berkomentar tapi menimpali, “Singkatannya banyak banget, mirip paket data operator. Bedanya kalau paket data habis kuota, ini habis tenaga buat ngapalinnya.”
Camat Karya dengan gaya khasnya kembali menekankan pentingnya sinergi. “Kalau keamanan dan ketertiban di kecamatan ini kompak, maling pun bingung mau nyuri ke mana. Bisa-bisa mereka malah ikut rapat juga,” katanya, disambut tawa setengah tulus dari hadirin.
Sidik Warkop: “Hati-hati Pak, kalau maling beneran ikut rapat, jangan-jangan malah jadi seksi konsumsi. Ntar roti isi sama kopi hitam langsung raib duluan.”
Sementara itu, tokoh masyarakat yang hadir mengaku suasana rapat di kafe terasa lebih cair. “Biasanya kalau dengar kata ‘sinergitas’, saya langsung kepikiran pidato yang kaku.
Tapi begitu camatnya bilang maling bisa jadi peserta rapat, saya jadi percaya keamanan bisa juga dibahas dengan humor,” ujar salah satu ketua RW, sambil menyeruput es kopi.
Sidik Warkop berujar “Kayaknya gak ada deh pak Camat Karya bercanda kayak gitu. Ini wartawannya bercanda apa, bikin tulisan bernada hoax gitu?"
Lalu Sidik menambahkan, "Tapi bener juga, kalau maling jadi peserta rapat, mungkin judul acaranya harus ganti: Sinergitas, Ketertiban, dan Reuni Alumni Jalan Pintas.”
Dengan gaya setengah serius, Camat Bekasi Selatan menutup rapat dengan pesan gotong royong. “Jangan lupa, kalau lingkungan aman dan guyub, bukan hanya maling yang bingung, tapi juga kita jadi betah nongkrong bareng. Jadi jangan cuma gotong royong kalau ada hajatan, tapi juga kalau ada masalah kecil di lingkungan,” ujarnya.
Sidik Warkop mengomentari “Beneran gak sih Pak Camat Karya ngomong kek gini? Kalo iya beneran, Ya iya juga sih Pak, jangan tunggu ada tenda biru baru guyub."
Sambil tertawa, Sidik menambahkan, "Kalau bisa, gotong-royong nya mulai dari ngangkat gelas kopi ke meja sebelah dulu.”
Kafe tempat rapat sore itu mendadak terasa seperti simbol baru: keamanan, ketertiban, dan kopi bisa diracik dalam satu gelas.
إرسال تعليق
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL