Belajar Dari Keringat Baba Rudi ke Pintu Disparbud: Jalan Panjang Seni Bekasi Menuju Pengakuan Nasional
Dedi Staf Bidang Kebudayaan & wartawan BekasiOL, Rabu 12/11/2025.
Dedi Staf Bidang Budaya di Disparbud kota Bekasi: Padahal, selama masih transparan dan ada bukti kegiatan nyata, justru sinergi seperti ini bisa memperkuat kepercayaan publik kepada Pemkot Bekasi.
Menurut Dedi, staf bidang kebudayaan Disparbud, apa yang dilakukan Baba Rudi adalah cermin nyata dari semangat pelestarian budaya yang tumbuh dari masyarakat.
Namun, katanya, tantangan utama pegiat budaya seperti Baba Rudi memang bukan soal niat — tapi akses dukungan dan birokrasi.
“Kami paham betul perjuangan mereka. Karena itu, ada beberapa jalur yang bisa ditempuh supaya kegiatan seperti ini bisa masuk dalam dukungan resmi pemerintah daerah,” jelas Dedi kepada Bekasi-Online, Rabu (12/11) di kantornya.
Dedi menyebut setidaknya tiga langkah strategis yang bisa ditempuh oleh komunitas budaya agar perjuangan mereka tidak berhenti di panggung kampung saja:
1. Lewat Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan)
Meski sering kali fokusnya lebih condong ke pembangunan fisik seperti jalan dan drainase, Dedi menyarankan agar pelaku seni tetap berani mengajukan program budaya.
“Ini memang agak berat, karena sering berbenturan dengan prioritas pembangunan infrastruktur. Tapi justru di sinilah seni bicara: bagaimana meyakinkan bahwa budaya juga bagian dari pembangunan manusia,” katanya.
2. Audiensi dengan Kepala Daerah atau Kepala Dinas Terkait
Langkah ini, menurut Dedi, bisa lebih langsung. Namun diakui, sering kali ada kekhawatiran dari dua sisi — baik seniman maupun pejabat — karena bayang-bayang isu kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
“Padahal, selama transparan dan ada bukti kegiatan nyata, justru sinergi seperti ini bisa memperkuat kepercayaan publik,” ujarnya.
3. Jalur POKIR (Pokok Pikiran) lewat Anggota DPRD Kota Bekasi
Nah, inilah yang disebut Dedi sebagai jalur paling realistis dan peluang suksesnya paling tinggi.
Melalui anggota DPRD, kegiatan seni dan budaya bisa diusulkan menjadi bagian dari POKIR — yang kemudian dituangkan ke dalam APBD.
“Kalau komunitas punya hubungan baik dengan anggota dewan yang juga punya basis konstituen di wilayahnya, bisa dibangun sinergi mutualisme. Komunitas dapat dukungan, anggota dewan dapat bukti nyata pengabdian ke masyarakat,” terang Dedi.
Dedi juga berharap apa yang dilakukan oleh Baba Rudi bisa menjadi role model bagi komunitas budaya lain di Kota Bekasi.
“Beliau itu sudah membuka jalan. Tinggal bagaimana kita bantu agar langkahnya tidak berhenti di situ, tapi naik ke level berikutnya — ke tingkat daerah, nasional, bahkan dunia,” tambahnya.
Ia adalah perjalanan panjang antara keringat para pelaku budaya dan pintu kebijakan pemerintah.
Dan kalau semangat Baba Rudi bisa bertemu dengan sistem yang benar, bukan tidak mungkin suatu hari nanti — dari Pondok Ungu, budaya Bekasi bisa menari di panggung dunia. [■]




Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL