contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

SAYKOJI: "COPY MY STYLE (AGAIN)" Kritik Kreatif untuk Krisis Serumpun

banner
TANTANGAN KREATIVITAS SENInya, MAMPUKAH DIJAWAB?


















Jakarta, dobeldobel.com - Memang apa seh masalahnya ricuhnya hubungan budaya antara Malaysia dan Indonesia. Terus kenapa kita kebanyakan merespon (khususnya di internet) masalah tersebut dengan cara-cara yang (lagi-lagi nggak classy banget, seolah emosi lebih dominan, mamen!).

Daripada marah-marah nggak karuan dan malah meruncingkan masalah serta memperkeruh situasi, yah mending lempar tantangan kreatif. Kan jauh lebih murah menciptakan lagu seperti Saykoji, dengan lagu rapnya yang enerjik, "Copy My Style (again)" daripada ngajakin perang dengan negara tetangga (kan kita juga cinta damai.... masak sama negara tetangga sesama melayu dan serumpun, ngapain juga berantem ama tetangga...? Jieh!).

Mendengarkan lagunya Saykoji bagi gue jauh lebih membawa hawa positif dan semangat nasionalisme yang tidak keterlaluan serta kebablasan. Otak sebelah kanan kita lebih berkembang dan sehat, terus otak sebelah kiri kita juga terpancing hal jauh lebih ksntruktif daripada sekadar mengutuk. Gue sendiri seh nggak suka dengan gayanya Malaysia (lebih tepat kita sebut sekelompok oknum "calo budaya" di Malaysia ya fren? Daripada bangsa atau negara Malaysia, tul gak!?)

Karena berdasarkan informasi terakhir yang dirilis media massa, bahwa kesalahan terakhir Malaysia dalam promosi wisatanya adalah kesalahan seorang kreatif desainer iklan pariwisata yang dibuatnya di Singapura oleh pihak Discovery Channel. Dan gue juga sangsi kalau ini buatan Malaysia, malah mungkin ini kesalahan tolol pihak Discovery Channel mengiklankan promosi wisata Malaysia, atau malah memang "sengaja" karena tujuan politis. Karena kalau melihat teori konspirasi (politik divide et impera - berdasarkan sejarah Indonesia yang pernah dijajah Belanda, Malaysia dijajah Inggris, kemudian Discovery Channel juga milik barat -- gue nggak tahu apa milik US atau UK?) maka ada kemungkinan kesalahan promosi pariwisata di Malaysia dengan mencantumkan Tari Pendet Bali sebagai bagian dari salah satu ikon budaya di Malaysia oleh pihak Discovery Channel (sebagai media placementnya). Yang bisa jadi memang disengaja oleh pihak asing agar Indonesia dan Malaysia terjadi konflik secara tidak langsung dan isyunya menyebar bagai virus berbahaya yang menggerogoti perdamaian di Asia Tenggara.

Aneh kah, teori konspirasi (persekongkolan) yang gue bikin? Nggak juga... Tapi mendingan kita simak lagunya Saykoji, yang menghibur tapi juga menggambarkan perasaan sebagian besar Bangsa Indonesia kepada perilaku negara Malaysia. Saykoji sendiri sebenarnya punya pengalaman pahit dengan negara jiran itu, karena salah satu dari temannya yang berasal dari Malaysia, Joe Farizal menjiplak habis lagunya dan diklaim sebagai lagunya dipasarkan di Malaysia. Untungnya Saykoji (yang menyatakan dirinya cinta damai dan menantang lawannya dengan adu kreativitas) masih mau bersabar dan justru mencipta sesuatu yang bisa jadi pelajaran buat bangsa kita agar bagaimana menyikapi lawan dengan cara yang cantik dan indah tak berkesan kampungan atau norak dan tentunya jauh lebih produktif kan?

Simak syair lagu Saykoji dalam lagunya
"Copy My Style (again)"
.

This is all I fight back
Jangan mau dikontrol oleh panasnya situasi
Hahahaha.... Balas dengan karya... Jieh!

*Reff:
You copy my style, you copy again
Tampak plagiat di negara lo lagi ngetrend
Ya kutetap sabar tetap kau kuanggap friend
But sooner or later, I got to take my stand ----------------------(3x)

Udah bolak balik, sampe balik ke bolak
temen gue sampe keselek pas makan kolak
lagi-lagi berulang-ulang terus terjadi
tetangga bikin ulah lagi bikin sakit hati

Suka ngaku-ngaku, kagak malu-malu
punya Indonesia diklaim satu-satu
Apa memang kalian yang nggak mampu-mampu
Buat budaya sendiri, efeknya ampun-ampuh

Baca rambu-rambu, bangsaku berbudi luhur
tapi usik terus reputasimu masuk kubur
jujur gue bangga, jujur gue bersyukur
elo ngaku-ngaku, berarti progress lu mundur

panasku bertutur, kreasi bicara
walau sudah jelas identitasku dijarah
Joe Farizal aja bisa minta maaf
Masa yang lain kagak nyadar kagak tanggap

------------------ back to Reff 2x

Bukan mau sok nasionalis, sombong mengangkat alis
Bukan mau sok gangster, bukan sok sadis
walau lagi ngetop, bukan gue sok ngartis
tapi balas pakai lagu paling praktis

Marah-marah di internet sudah pasaran
ngomel-ngomel di pasar kagak sabaran
Kayak cacing kepanasan, jenggot kebakaran
Rasanya gatel pengen ngasih tamparan

Tapi gue orangnya cinta damai
walau rasanya sulit untuk santai
Amunisi siap di samping nyiur melambai
Pakai musik rap-ku siap membantai

Memang satu rumpun, masih sama Melayu
Tapi Melayu Saykoji keras dan nggak kemayu
selendang rockerku agak mendayu
tapi coba ajak gue battle rap ayuk

------------------ back to Reff 2x

Get back at me, if you don't like this
Joe Farizal, ajarin tuh temen-temen lo

2 Comments

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

  1. Ada lagu kritik menyerang Saykoji dari Oneblood.... hmmm mau nyimak?

    Ada komentar pro dan kontra
    Sumber: OneBlood Song
    Pro:
    dalem lirik lagu lo oneblood.. biar pucet tuh saykoji yg nyontek2 gaya negro.. biar datar aja nada lagu lo oneblood, gw suka karya "intelek" orisinal lo :-) ga usah lo dengerin bocah2 yg komentar disini. disini kaga ada yg tau arti kata propaganda, fakta, esensi, dan makna... :-D

    ReplyDelete
  2. Menyebut nama Saykoji untuk saat ini pasti Anda langsung teringat dengan lagu ‘Online’ yang awalnya menjadi jingle sebuah iklan. Setelah itu, baru lagu sering diputar di televisi dan radio. Meskipun sebelumnya lagu ’So What Gitu Loh’ di album pertamanya sempat menjadi hits juga namun nama Saykoji seperti terlupakan.

    Saykoji adalah nama dari seorang rapper yang bernama asli Ignatius Rosoinaya Penyami atau yang akrab disapa Igor. Dirinya yang suka menyendiri dan tidak suka bergaul menyebabkan teman-temannya waktu di sekolah memanggil pria kelahiran Balikpapan, 08 Juni 1983 tersebut psycho. “Karena saya dipanggil psycho, akhirnya saya memplesetkannya dengan nama Saykoji, dan Saykoji itu hanya saya sendiri, jika perform semuanya yang nyanyi, nge-rap, dan Dj dipanggung disebut Saykoji,” ujar bapak satu anak ini.

    Rasa ketertarikannya terhadap musik rap berawal saat Igor duduk dibangku SMA mendengarkan lagu rap Indonesia seperti Iwa K, Black Skin, dan Neo. “Saya langsung mencoba untuk mempelajari, karena dengan rap kita bisa mengekspresikan apa yang ingin kita ceritakan, dan rap itu nggak ada batasan, lagunya fleksibel karena bisa digabung dengan musik apa saja,” jelasnya.

    Dunia musik bisa dikatakan berhasil ia geluti, kini ia pun merambah ke dunia film. Lewat Selendang Rocker, ia mencoba menujukkan bakat aktingnya. Disini ia beradu akting dengan sesama musisi yaitu Candil. Tapi tak selazimnya artis, Igor malahan kapok untuk main film lagi. Karena menurutnya dunia film bukanlah dunia yang menarik untuk dirinya. “Saya tertarik main difilm ini karena peran saya sebagai rapper, tapi jika ditawarkan untuk bermain film lagi saya tidak mau, saya kapok,” tegasnya. “Lebih baik saya mengisi soundtracknya daripada main film,” tambahnya.

    Ketidaktertarikannya terhadap dunia film pun bukan tanpa alasan. Menurutnya main film itu prosesnya sangat panjang dan rumit. Igor merasa ia tidak mendapatkan soul-nya saat berakting. Untuk itu ia memastikan kini lebih baik memfokuskan dirinya di dunia musik. Oke deh! Online-online... (eM.Yu)

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner