contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Peran Basiimah Dalam Tim Penyusunan Mushaf AlQuran Bahasa Isyarat Tunarungu

banner

Perjuangan Basiimah, Jadi Inspirasi & Spirit Tim Penyusunan Mushaf AlQuran Bahasa Isyarat Tunarungu.

bekasi-online.com, Senin 29 April 2023, 22:07 WIB


Amatullah Basiimah (tengah) didampingi suaminya (kanan) saat membaca Surat Al Fatihah dengan bahasa isyarat. (Foto: Dharma/SK Video: DikRizal)

JATIASIH, bksOL -- Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wassallaam memiliki kekhususan dibandingkan dengan mukjizat Nabi-Nabi lainnya. Semua mukjizat sebelumnya dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan masa tertentu.

Sedangkan mukjizat Al-Qur'an bersifat universal dan abadi yakni berlaku untuk semua jenis umat manusia sampai akhir zaman. Karena itu, Al-Qur'an adalah sebagai mukjizat terbesar dari semua mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah SubhanaHu wa Ta'ala kepada para Nabi sebelumnya dan kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wassallaam sendiri.

Mukjizat-mukjizat para Nabi dan Rasul terdahulu berupa mukjizat materi bersifat indrawi, tetapi mukjizat Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wassallaam berupa mukjizat ruhiyah yang bersifat rasional, kekal sepanjang masa, yaitu Al-Qur'an ul-Karim sebagai mukjizat terbesar di antara mukjizat-mukjizat yang diberikan kepadanya.



Begitu pula mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya, tidak nampak lagi fisik dan bekasnya, kecuali kisahnya saja yang dapat diketahui melalui pemberitaan Al-Qur'an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wassallaam.



Amatullah Basiimah (kiri) didampingi suaminya (tengah) saat membaca Surat Al Fatihah dengan bahasa isyarat lalu diterjemahkan oleh ibundanya, Hj. Nur Indah Harahap (FOTO: DikRizal/bksOL)

Remaja usia 20 tahun Baseema yang nama lengkapnya Amatullah Basiimah ini baru saja menikah muda dan dia adalah putri kedua dari pasangan Ustadz H. Heri Koswara dan Hj. Nur Indah Harahap, merupakan salah satu penyandang disabilitas yang tergabung dalam tim penyusunan Mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat untuk penyandang tunarungu di Kementerian Agama RI.




Pada akhir tahun 2022 lalu, Amatullah Basiimah dan timnya yang difasilitasi oleh Kementerian Agama berhasil menyusun Mushaf Alquran Bahasa Isyarat untuk penyandang tunarungu tersebut.

Ini adalah pencapaian penting yang akan membantu menjadikan Al-Qur'an lebih mudah diakses oleh mereka yang tunarungu atau mengalami gangguan pendengaran. Sungguh menginspirasi melihat penyandang disabilitas seperti Amatullah Basiimah menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk memberikan inspirasi dan motivasi positif bagi komunitas tunarungu di kalangan mereka.



Sebagaimana diketahui, Mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat merupakan salah satu produk Kemenag yang bertujuan untuk memberikan dukungan pelayanan keagamaan kepada saudara kita penyandang tunarungu.

Mushaf ini pertama di Indonesia bahkan dunia. Sebelumnya, LPMQ (Lembaga Pentashih Mushaf Al-Qur'an) Kemenag RI, juga telah mengeluarkan Mushaf Al-Qur'an huruf Braille yang diperuntukkan bagi kelompok Difabel Tunanetra.

Mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat adalah sebuah projek yang bertujuan untuk menyediakan aksesibilitas bagi anak-anak tunarungu yang ingin mempelajari Al-Qur'an dan Baseema merupakan salah satu anggota tim projek tersebut dan terlibat dalam penyusunan Mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat bagi penyandang tunarungu.


Dalam projek ini, Baseema dan timnya menyusun terjemahan Al-Qur'an ke dalam Bahasa Isyarat untuk memungkinkan anak-anak penyandang tunarungu dapat mempelajari Al-Qur'an secara lebih mudah.

Projek ini sangat penting karena memberikan kemudahan aksesibilitas bagi anak-anak tunarungu yang sebelumnya sulit mempelajari Al-Qur'an karena kesulitan dalam berkomunikasi melalui bahasa lisan. Dengan adanya Mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat, anak-anak tunarungu dapat merasakan keindahan dan makna Al-Qur'an seperti anak-anak lainnya.


Heri Koswara, dalam pernyataannya di Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah (YAPIDH), menyebutkan bahwa di dalam aplikasi Al-Qur'an Kemenag RI terdapat simbol-simbol. Meskipun ada perbedaan dalam simbol tersebut, hal tersebut tetap harus dijadikan sebagai standar nasional.

"Jadi, di Aplikasi Al-Qur'an Kemenag RI itu ada simbolnya. Walaupun secara simbol ada perbedaan, itu yang akan kita bawa dalam standarisasi secara nasional," kata Ketua Dewan Pembina YAPIDH Bekasi ini.

Herkos sapaan akrab Heri Koswara ini menyebutkan bahwa keberadaan Al-Qur'an saat ini membuktikan bahwa semua orang dapat merasakan kebesaran-Nya, asalkan mereka memiliki keinginan untuk mempelajari dan mendalami Al-Qur'an.

"Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an memiliki nilai yang sangat penting dan relevan dalam kehidupan manusia, baik dari segi agama maupun kehidupan sosial," jelas anggota DPRD Provinsi Jawa Barat ini.


Hj. Nur Indah Harahap, ibunda dari Baseema, Amatullah Basiimah, pelopor Al-Qur'an Standar Internasional berbasis bahasa Isyarat di Kemenag RI Kamis, 27/4/23 (Foto: Video DikRizal).

Sementara itu di tempat yang sama, istri Herkos, Hj. Nur Indah Harahap, mengungkapkan rasa syukurnya karena telah diberikan kesempatan untuk menjadi seorang volunteer atau relawan pengajar dalam program penghafalan Al-Qur'an dengan bahasa isyarat bagi anak penyandang tunarungu.


Dalam program tersebut, bahasa isyarat digunakan sebagai sarana komunikasi untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak tunarungu.

"Kami sangat menikmati dan nyaman dengan bahasa isyarat itu," ujar Hj. Nur Indah Harahap.

Hj. Nur mengatakan bahwa pengajaran Alquran dengan bahasa isyarat bagi anak-anak tunarungu telah ada sejak lama, dan contohnya dapat ditemukan di Masjid di Kota Thoif, Provinsi Mekkah, Arab Saudi.

Di tempat tersebut, anak-anak tunarungu diajarkan menghafal Al-Qur'an dengan menggunakan bahasa isyarat.

Baca juga: Yuk ikutan Polling Mengetahui Siapa Calon Walikota Bekasi 2024

  Langsung klik link foto berikut:  
Tentukan Walikota pilihan yang Anda kenal untuk kebaikan Kota Bekasi


Baca juga: Polling Sementara ETOS tahun 2022, Heri Koswara Urutan Pertama dan Heikal Safar Urutan Kedua Cawalkot Bekasi


Hj. Nur yang memiliki sekolah luar biasa (SLB) khusus anak penyandang tunarungu IBTISAMAH ini juga menyebutkan bahwa di Indonesia, terdapat program yang serupa, yaitu Darul Ashom atau Pesantren Rumah Tahfidz di Sleman, Yogyakarta, Jawa Tengah. Program ini juga mengajarkan anak-anak tunarungu untuk menghafal Al-Qur'an dengan menggunakan bahasa isyarat sebagai sarana komunikasi.

"Program ini merupakan bentuk upaya untuk tingkatkan aksesibilitas Al-Qur'an bagi orang dengan kebutuhan khusus, sehingga mereka juga dapat menghafal dan pelajari Al-Qur'an dengan baik," terangnya.


Hj. Nur mengatakan bahwa masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang sistem pengisian Al-Quran dengan bahasa isyarat dapat mengunduh aplikasi Quran Kemenag RI. Aplikasi tersebut menyediakan Al-Qur'an dengan bahasa isyarat yang dapat diakses oleh siapa saja yang ingin mempelajari Al-Qur'an dengan cara tersebut.

"Dengan adanya aplikasi Quran Kemenag, masyarakat dapat dengan mudah mengakses Al-Qur'an dengan bahasa isyarat, yang dapat membantu mereka mempelajari Al-Qur'an secara lebih efektif," ujarnya.

Baca juga: Putri Ke-2 HerKos, Baseema Jadi Pelopor Penyusunan Al-Quran Berbasis Bahasa Isyarat bagi Penyandang TunaRungu 


Baseema adalah putri kedua dari Heri Koswara yang menjadi salah satu tokoh milenial penting dalam penyusunan Al-Quran berbasis bahasa isyarat bagi para penyandang tunarungu se dunia. (Foto: DikRizal)

Menurut Hj. Nur, Al-Qur'an dengan bahasa isyarat untuk anak-anak tunarungu pertama kali dikembangkan di Indonesia dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran Dr Muchlis dalam pertemuan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) yang menghadirkan presentasi tentang sistem penghafalan Al-Qur'an dengan bahasa isyarat.


Hj. Nur juga menjelaskan bahwa meskipun belum banyak negara yang memiliki sistem penghafalan Al-Qur'an dengan bahasa isyarat seperti di Indonesia, namun terdapat komunitas-komunitas yang terlibat dalam pembuatan sistem tersebut di negara-negara lain.

"Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan dan memperluas sistem penghafalan Al-Qur'an dengan bahasa isyarat perlu terus dilakukan," tutupnya. [■]

Reporter: DikRizal, Dharma & Adien
Editor: Markon Piliang & Abu Abdullah

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner