
Kejagung Tanam di Tanah Sitaan, Tuai Kepercayaan di Bekasi: Ketahanan Pangan Koruptor Ikut Nyumbang


“Panen raya hari ini adalah bukti bahwa lahan rampasan negara tidak hanya menjadi barang sitaan, tetapi telah kita transformasi kan menjadi sumber kehidupan dan ketahanan bangsa,” ujar Jaksa Agung RI Sani Tiar Burhanuddin.
“Kira-kira kita perkirakan sekitar 7 sampai 8 ton (gabah kering) per hektare-nya. Tetapi ini di daerah khusus dari satu hamparan ini sekitar 7 hektare,” ujar Jaksa Agung Sani Tiar Burhanuddin.
Jaksa Agung sebelumnya menyampaikan, bahwa pihaknya berhasil memanen 49 ton gabah kering dari lahan seluas tujuh hektare di Desa Srimahi, yang telah disita negara dari kasus korupsi.
Program Panen Raya Jaksa Mandiri Pangan adalah program yang diluncurkan oleh Kejaksaan Agung untuk mendukung swasembada pangan nasional melalui pemanfaatan lahan atau barang rampasan negara untuk menjadi lahan budidaya padi.
Seperti yang diketahui dari informasi kejagung, bahwa kali ini panen raya berasal dari lahan sitaan terpidana korupsi atas nama Benny Tjokro.
Total harta rampasan yang diperoleh sebanyak 414 bidang dengan luas tanah sekitar 330 hektare. Namun untuk panen raya ini hanya menggunakan lahan seluas 7 hektare.
Dari 7 hektare lahan tersebut, sebanyak dua hektare yang siap dipanen. Masing-masing hektare ini mampu menghasilkan 7 ton gabah kering panen (GKP).
Ini jauh lebih besar dari biasanya, yang hanya mampu sekitar 4 sampai dengan 5 ton.
Gabah kering panen ini kemudian diserap oleh Perum Bulog untuk dijual seharga Rp6.500 per kilogramnya.
Hal ini jika diakumulasi maka total perolehan hasil panen sebanyak 49 ton adalah, 49.000 kg x Rp6.500,-/kg = Rp318.500.000, yakni sekitar tiga ratus delapan belas juta lima ratus ribu rupiah.
Langkah ini dinilai sebagai sinergi penegakan hukum pada bidang pertanian untuk mendukung langkah-langkah strategis pemerintah dalam memanfaatkan lahan-lahan sitaan untuk kepentingan masyarakat luas.
Program ini melibatkan masyarakat lokal, kelompok tani, serta lembaga pendamping untuk mendorong pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan dari akar rumput.
“Kita tidak hanya memanen hasil pertanian, tetapi juga memanen kepercayaan rakyat bahwa negara hadir dan mampu mengelola aset demi kemaslahatan bersama,” ujar Jaksa Agung lagi.

Dirut Perum Bulog Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani (Foto: Indri).
Kehadiran mereka menegaskan sinergi antar-lembaga dalam mengelola aset negara untuk kemanfaatan publik.


Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL