KBMU Mengetuk Pintu Pemkot Bekasi: Harris Didorong Jadi Wali Kota 2030, Tri Disiapkan Sebagai Gubernur 2030
Audiensi KBMU ke Pemkot Bekasi pada 1 Desember 2025 berubah menjadi arena pemetaan politik ketika rombongan Maluku Utara itu secara terbuka menyatakan dukungan ganda: Abdul Harris Bobihoe untuk Pilkada Kota Bekasi 2030 dan Tri Adhianto untuk pertarungan Gubernur Jawa Barat 2030. Semua dibungkus rapi dalam bahasa budaya dan “kolaborasi strategis”.
Dua tokoh Keluarga Besar Maluku Utara (KBMU) Kota Bekasi—H. Khalid, Sekjen sekaligus perwakilan keluarga Kesultanan Tidore, dan Mohammad Tabayama, Ketua KBMU mewakili Kesultanan Bacan—datang bersilaturahmi.
Kursi perwakilan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Jailolo sayangnya masih kosong, karena tak bisa ikutan hadir dalam audiensi silaturahmi on, tapi nuansa politik tetap penuh.
Tri Adhianto menerima keduanya dengan jajaran protokoler lengkap. Narasi resmi yang dibawa KBMU adalah “membangun kolaborasi budaya antar daerah” untuk 2026 dan beberapa tahun ke depan.
Dua Audiensi, Dua Target Politik
Yang jarang diketahui publik, audiensi ini bukan satu-satunya pertemuan KBMU hari itu. Beberapa jam sebelumnya, rombongan KBMU sudah lebih dulu bertemu Wakil Wali Kota Bekasi, Dr. H. Abdul Harris Bobihoe.
Pertemuan beruntun ini menimbulkan spekulasi bahwa KBMU tak hanya menata agenda budaya, tetapi juga sedang menyiapkan peta kekuasaan untuk dua titik: Pilkada Kota Bekasi 2030 dan Pilgub Jabar 2030.
Dalam pertemuan dengan Dr. H. Abdul Harris Bobihoe, KBMU menyampaikan dukungan penuh agar sang wakil walikota melaju sebagai kandidat Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2025.
KBMU menilai Harris sebagai figur yang “punya rekam jejak birokrasi, dekat dengan komunitas, dan diterima oleh warga Maluku Utara perantauan.” ujar Mohammad kepada BekasiOL, Senin petang 1/12/2025.
Dari Ruang Budaya ke Ruang Politik
Di hadapan Walikota Tri Adhianto, Mohammad membuka proposal strategi jangka panjang: kolaborasi budaya dijadikan landasan untuk hubungan politik hingga menuju 2030.
Gelagatnya jelas. Diduga KBMU ingin menempatkan Tri dalam posisi strategis sebagai kandidat Gubernur Jawa Barat di masa mendatang.
Mohammad tak lagi berputar-putar ketika menjelaskan alasan dukungan itu. Kota Bekasi berada di puncak daftar kota terkaya di Jawa Barat, bahkan berada di peringkat kedua nasional setelah DKI Jakarta.
Dua dukungan politik dalam satu hari—untuk Harris di 2030 sebagai kandidat walikota Bekasi dan Tri di 2030 sebagai kandidat calon gubermur Jabar—membuat manuver KBMU tampak seperti diplomasi kekuasaan berbasis diaspora. Rapi, sistematis, dan dikemas dalam ritual budaya Nusantara.
Rangkaian pertemuan 1 Desember itu akhirnya menorehkan pertanyaan yang lebih besar: apakah KBMU hendak membangun jembatan budaya, ataukah sedang memetakan jalur kekuasaan untuk Bekasi dan Jawa Barat sekaligus?






إرسال تعليق
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL