iklan banner AlQuran 30 Juz iklan header 1 iklan header2 iklan header banner3
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Dishub Tutup Gerbang Selatan Stasiun KA Bekasi Dianggap Ngasal Berisiko

banner

Abah Zaka Meledak: “Emang Kota Bekasi Punya Bapaknya?!” GMBI Ancam Kepung Gedung Pemkot; 300-an Kader


Rabu sore di kediaman Abah Zakaria, Ketua GMBI meledak dan menuding kebijakan Pemkot Bekasi saat ini “konyol tingkat dewa”—mulai dari rangkap jabatan Kadishub sampai rencana penutupan pintu Selatan Stasiun Bekasi yang dinilai lebih berisiko daripada nyebrang rel tanpa sandal.

 — KOTA BEKASI | Rabu sore 19 November 2025 di kediaman Ketua GMBI berubah panas. Bukan karena matahari, tapi karena letupan kemarahan Ketua GMBI Distrik Kota Bekasi, Abah Zakaria, yang mendadak “meledak” dan menuding Walikota Bekasi Tri Adhianto sedang menjalankan pemerintahan dengan gaya one man show.


Serangannya bukan kaleng-kaleng: ia menyebut beberapa kebijakan Pemkot “konyol, dangkal, tanpa kajian, dan penuh aroma nepotisme.”

Di kediamannya, Abah menumpahkan uneg-uneg yang selama ini ditahan warga Bekasi:
Apa Walikota Tri menganggap orang Bekasi ini bodoh semua? Jabatan strategis cuma buat orang dekatnya. Yang lain cuma jadi penonton!” semprotnya dengan nada yang bikin gelas meja bergetar.

Sorotan Panas: Kadishub Diduga Dipertahankan Karena Kedekatan Pribadi Padahal Sering Bikin Kebijakan Blunder

Yang paling bikin Abah Zakaria naik pitam adalah Kadishub Zeno Bachtiar, pejabat yang menurutnya berkali-kali blunder, tapi justru dipertahankan oleh walikota.


Seolah Walikota kehabisan stok orang pintar yang bisa menggantikan jabatan Kepala Dinas Perhubungan baru.

Ini konyol! Yang bikin saya sangat kesal Kadishub udah bikin kajian mendalam apa? sehingga berani buat kebijakan yang besok mau disosialisasikan dengan nutup gerbang selatan Stasiun Kereta Api Kota Bekasi, hanya alasan untuk mengatasi macet? tanyanya murka.

Atau karena dia merasa dekat Walikota, lalu bisa bebas seenaknya buat kebijakan tanpa kajian yang pantas?” tuding Abah tanpa tedeng aling-aling.

Tak hanya GMBI, tak sedikit warga seperti komunitas pedagang UMKM dan aktivis kampus juga ikut geram. Nama Zeno berulang kali muncul dalam gugatan LSM dan aksi mahasiswa terkait:
  • Dugaan penyimpangan retribusi parkir yang dianggap dikelola secara mafia,
  • Proyek belasan halte sultan yang penuh kontroversi dalam anggarannya,
  • Dan paling panas: rencana penutupan akses pintu Selatan Stasiun Bekasi, kebijakan yang dianggap paling berbahaya dan tak masuk akal.

Kebijakan Penutupan Gerbang Selatan Stasiun: Disebut “Blunder Paling Fatal Tahun Ini”

Per 28 November 2025 nanti, Dishub berencana mensosialisasikan penutupan total jalur masuk–keluar penumpang dari arah Selatan.

Semua penumpang dipaksa hanya lewat gerbang jalur Utara—yang membuat sebagian orang harus memotong jalur rel atau pintu kereta api yang aktif.

Pengurus GMBI Distrik Kota Bekasi menilai ini bukan hanya ceroboh, tapi ancaman keselamatan publik yang nyata.

Kajian pentahelix-nya mana? Diskusi dengan KAI? Akademisi? UMKM? Ormas? Masyarakat? Kagak ada! Terus siapa yang disuruh mikir? Dukun?” sindir Abah Zakaria tajam.

Ia juga mengingatkan bahwa kemacetan di sekitar stasiun adalah hal normal di kota besar, dan justru tanda denyut ekonomi warga.


Kalau ditutup, UMKM rugi, penumpang bahaya, dan publik disuruh manut aja. Ini kebijakan paling ngawur sepanjang 2025!” lanjutnya.

GMBI: Nepotisme Menggurita, Mutasi–Rotasi Diduga Berbasis Kedekatan

Wakil Ketua GMBI Distrik Kota Bekasi, Delvin Chaniago, makin mempertebal tuduhan tersebut dan mendukung pendapat Ketuanya.

Ia menegaskan, “Semua orang tahu siapa itu Zeno Bachtiar selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi. Publik dan media tahu kedekatannya dengan Walikota.

Itulah sebabnya kenapa jabatan kepala dinas perhubungan masih dipegang Zeno Bachtiar.

Walaupun GMBI Distrik Kota Bekasi tahu bahwa itu adalah hak prerogatif Walikota dalam menetapkan jabatan kepada siapa yang dikehendakinya, namun disayangkan kenapa tidak dimusyawarahkan dan dikaji fit and proper test nya paling tidak dengan legislatif, ujar salah satu pengurus GMBI Distrik Kota Bekasi yang tak mau disebut namanya.

Ancaman Aksi Besar: Bekasi Bisa Bergejolak

Abah Zakaria memastikan bahwa GMBI tidak akan tinggal diam.

Kalau kebijakan ngawur itu tetap dipaksa jalan, kami akan turunkan massa. Bekasi bukan kerajaan pribadi!” tegasnya, sambil menyebut rencana aksi “besar-besaran” untuk mengawal dugaan blunder sosialisasi Dishub pada 28 November mendatang.


Delvin menutup dengan pesan khusus untuk BekasiOL; “Bang Sidik, garis bawahi ya: blunder Dishub sudah kebangetan. Dan semua ini karena penempatan pejabat yang salah sejak awal.

Abah Zakaria pun menambahkan, rencana aksi demo besok ini GMBI akan kerahkan sedikitnya 300 kader yang turun langsung ke Pemkot Bekasi lalu marching (red: lakukan konvoi berjalan kaki) menuju kantor Dishub Kota Bekasi.

Jika nanti di aksi pertama ini gak direspon cepat dan secara positif oleh Kadishub serta disikapi baik oleh Pemkot, jangan salahkan saya, akan kita turunkan lagi aksi demo yang lebih banyak sedikitnya 500 massa. Sampai Pemkot paham.” pungkas Abah Zakaria menahan geram. [■] 

Reporter: NMR Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
👁️ Artikel ini telah dilihat oleh : 0 views.

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL

أحدث أقدم
banner iklan BksOL