
Halte Sultan Bekasi: Mahal di Awal, Ambyar di Akhir — Mahasiswa PMII Mitra Karya Geram, Dishub Bungkam
Aksi demo mahasiswa PMII di Kejari menuntut pertanggungjawaban Dishub atas proyek Halte Sultan, 19 Sep 2025 lalu
Bekasi memang kreatif — bikin halte senilai Rp180 juta per unit, tapi hasilnya bikin netizen tanya, “Itu halte apa pos ronda upgrade?”. Mahasiswa PMII Mitra Karya pun turun tangan menuntut transparansi anggaran, sementara Dishub memilih mode silent treatment.

Proyek super mewah yang menelan biaya fantastis Rp135 juta hingga Rp180 juta per unit itu awalnya digadang-gadang bakal bikin Bekasi tampil futuristik — lengkap dengan Wi-Fi, CCTV, pengeras suara, bahkan koneksi ke Area Traffic Control System (ATCS). Totalnya, sekitar Rp1,6 miliar digelontorkan dari APBD-P 2023.
Sayangnya, janji manis itu kini berubah jadi halte manis... tapi pahit di mata publik. Banyak di antara halte sultan itu kini tampak lusuh, rusak, dan jauh dari kata modern. Pihak Dishub Kota Bekasi berdalih: “Itu ulah oknum yang ngerusak.”
Kalimat yang, kalau di dunia Bekasi, sudah nyaris setara dengan: “Anjing tetangga yang salah.”
Mahasiswa PMII Turun Tangan
Melihat halte sultan makin boncos, mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STIES Mitra Karya langsung turun ke jalan — bukan buat nunggu bus, tapi buat demo di depan Kantor Dishub Kota Bekasi.
Mereka menuntut Dishub membuka Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek halte tersebut secara transparan, sekaligus mendesak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi agar mengusut dugaan korupsi yang mencuat dari hasil investigasi Inspektorat.
Namun sampai berita ini diturunkan, suara Dishub masih lebih hening dari pengeras suara halte yang konon katanya canggih itu.
Halte Cepat Rusak, Anggaran Cepat Naik
Yang bikin publik makin mengelus dada — bukan karena stres tapi karena panas — halte yang baru setahun dibangun itu sudah rusak, bocor, dan tampak seperti warung kosong habis Lebaran.
Lebih mengejutkan lagi, kabarnya bakal ada perbaikan tahun depan… dengan anggaran baru di 2026.
“Kalau baru setahun udah ambruk, terus tiap tahun mau diperbaiki? Ini halte apa proyek langganan?” celetuk salah satu mahasiswa di tengah aksi.
PMII: Harus Ada Pengawasan Publik
PMII Mitra Karya pun menyerukan agar masyarakat ikut mengawasi penggunaan anggaran perbaikan tersebut.
Mereka menegaskan Dishub harus transparan dan bertanggung jawab — karena publik sudah kenyang dengan proyek yang “bagus di konsep, bobrok di lapangan.”
Sementara itu, Sidik Warkop — pemerhati Bekasi yang juga komentator langganan BekasiOL — nyeletuk santai tapi nyelekit:
“Kalau Wi-Fi halte-nya beneran nyala, mungkin masyarakat bisa ngecek langsung berapa duit yang ke-download ke proyek ini.” ujar Sidik sambil gigitin batang korek api karena diduga sudah tanggal tua.
Halte Sultan: dari simbol kemewahan jadi monumen mahal yang mengajarkan satu hal — di Bekasi, kadang yang futuristik itu cuma anggarannya. [■]
Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL