
Harga Naik, Penyedia Tak Terdaftar, Alamat Fiktif — Proyek Rp13,4 Miliar Ini Tercium Bau “Jenazah Anggaran”
GRIB Jaya sebut alamat penyedia fiktif, harga melambung, dan barangnya belum tentu ada. Ambulans jenazah seharusnya mengantar ke pemakaman, bukan ke lubang keuangan negara.

Organisasi Masyarakat GRIB Jaya Kota Bekasi resmi melaporkan adanya dugaan penyimpangan pengadaan 43 unit ambulans jenazah senilai Rp13,4 miliar di Dinas Kesehatan Kota Bekasi tahun anggaran 2024.
Temuannya tak main-main: penyedia tak terdaftar di e-Katalog, alamat fiktif, dan selisih harga yang bikin jantung anggaran berdebar — lebih dari Rp2,3 miliar.
Ketua GRIB Jaya kota Bekasi, Ajon Borromeus memang tak hadir, namun diwakili beberapa pentolan mulai dari Sekjen (sekertaris jenderal) GRIB Jaya Kota Bekasi, Eka Meigrry MT, kepala bidang Investigasi Marlin Hulu.
Lihat juga: Video Aksi Demo Unjuk Rasa Ormas GRIB Jaya di depan Kantor Kejari Kota Bekasi, Kamis 16/10/2025
Tak ketinggalan koordinator aksi unjuk rasa Bambang Somantri dan petinggi pengurus Kota Bekasi lainnya, seperti Rd Poerwadi, SH. selaku kuasa hukum GRIB Jaya.
Dan Bambang Somantri menegaskan bahwa pihaknya bukan cuma bersuara, tapi siap mengguncang meja hukum jika tidak ada tindak lanjut.
“Kami datang bukan mau gaduh, tapi mau beresin yang bikin rakyat gaduh!” tegas Somantri lantang di halaman Kejari Kota Bekasi.
Sementara itu Sekretaris DPC GRIB Jaya Kota Bekasi Eka Meigrry MT tegaskan tentang aksi unras ini akan digelar kembali dengan kekuatan yang lebih besar jika pihak Kejari tidak juga memberikan respon positif atas dugaan markup anggaran ini.
Eka Meigrry MT menyampaikan jika kasus ini tidak ditindaklanjuti, maka GRIB JAYA akan terus menyuarakan kasus ini ke level yang lebih tinggi.
Melihat hal itu Sidik Warkop pun berkata, “Gegara Ambulansnya Bisa Jalan, Tapi Nurani Pejabatnya Mogok, pantas saja jika GRIB Jaya akan segera menggelar aksi serupa dengan kekuatan yang lebih besar.”
Menurut Sidik Warkop, pemerhati humor politik BekasiOL yang terkenal nyelekit, kasus ini menunjukkan kreativitas pejabat dalam urusan yang “tak seharusnya”.
“Kalau dulu korupsi itu sembunyi-sembunyi, sekarang kayaknya udah dikonsep kayak lomba inovasi. Dari mobil dinas, sekarang naik level ke mobil jenazah. Bedanya, yang dikubur bukan orang — tapi moral!”
Sidik menambahkan, ironinya, proyek ambulans ini justru untuk layanan terakhir bagi warga — sementara di sisi lain, “mereka justru sedang mengubur kejujuran hidup-hidup.”
“Katanya sih ambulansnya tipe APV GL, tapi kalau lihat harga dan penyedianya, saya curiga GL itu artinya: Gak Logis!” ujarnya, disambut tawa warga yang ikut menyimak konferensi.
Redaksi BekasiOL mencatat:
Jika benar alamat perusahaan fiktif, maka persoalan ini bukan cuma soal markup harga — tapi bisa masuk ranah pemalsuan administrasi dan dugaan tindak pidana korupsi.
Akhirnya aksi demo diperbolehkan oleh pihak Kejari mengirimkan beberapa utusan untuk berdialog dan menyerahkan dokumen bukti penyelewengan pengadaan barang jasa ambulans di Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Setelah dialog antara beberapa utusan GRIB Jaya Kota Bekasi dengan Kasintel (Kepala Seksi Intelijen) Kejari Kota Bekasi, Ryan Anugrah, SH. maka para utusan yang merupakan perwakilan petinggi pengurus GRIB Jaya Kota Bekasi ini mengajak para pendemo UNRAS untuk membubarkan diri secara tertib.
Secara terpisah dan khusus Kepala Seksi Intelijen Kejari, Ryan Anugrah, SH. menyampaikan pernyataannya kepada BekasiOL.
Bambang Somantri menyampaikan tujuan aksi unras Kamis 16/10/2025.
"Pada prinsipnya semua laporan masyarakat termasuk dari GRIB Jaya akan diproses dengan terlebih dahulu melakukan telaahan terhadap materi laporan dilanjutkan dengan pengumpulan bahan dan informasi terkait laporan tersebut," tutupnya.
Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL