iklan banner AlQuran 30 Juz iklan header banner iklan header iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Irjen Kemendikdasmen Sidak Revitalisasi RKB SMAN 3 Kota Bekasi

banner

3 Kelas, 1 UKS, 1 Toilet dan ‘Segunung Harapan’ Bantuan Program Proyek Revitalisasi SMAN 3 Kota Bekasi


Dari halaman belakang yang kini berdebu, tiang-tiang beton berdiri membentuk mimpi baru. Revitalisasi tiga ruang kelas, satu toilet, dan ruang UKS tengah berjalan, disaksikan langsung Irjen Kementerian Dikdasmen dan komite sekolah.

 — BEKASI SELATAN | Dari balik pagar besi bercat abu, dentuman palu dan dengung mesin bor terdengar bersahut di halaman SMAN 3 Kota Bekasi.

Di sisi barat sekolah, tiang-tiang beton mulai berdiri — cikal bakal tiga ruang kelas baru, ruang UKS, dan toilet yang tengah dikerjakan sejak Agustus lalu.

Proyek revitalisasi senilai Rp 1,1 miliar itu berasal dari anggaran Direktorat Sekolah Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rinciannya: Rp 900 juta untuk tiga ruang kelas belajar, Rp 82 juta untuk pembangunan toilet, dan Rp 134 juta untuk ruang UKS.

Waktu pengerjaan proyek ditetapkan 120 hari kalender — dengan target rampung Desember 2025.

Turunnya Irjen ke Lapangan
Jumat pagi, 10 Oktober 2025, halaman sekolah yang biasanya dipenuhi siswa justru ramai oleh orang dewasa berseragam coklat dan rompi proyek.

Di antara mereka, tampak Inspektur Jenderal Kemendikdasmen, Faisal Syahrul, bersama Kepala Sekolah H. Dedi Suryadi dan Ketua Komite Sekolah Ariyanto Hendrata, meninjau progres pembangunan.

“Revitalisasi ini tidak datang tiba-tiba,” ujar Faisal kepada awak media. “Semuanya berawal dari proposal yang diajukan oleh pihak sekolah. Setelah diverifikasi dan dinilai layak oleh tim kementerian, baru kita kucurkan dananya.”

Ia menegaskan, pengawasan menjadi hal penting dalam setiap tahap pembangunan. 

Kami memastikan tidak ada penyimpangan, sesuai arahan Bapak Menteri. Semua harus transparan, apalagi proyek ini menggunakan sistem swakelola yang melibatkan partisipasi masyarakat,” katanya.


Progres Hampir Separuh Jalan
Menurut laporan yang diterima Faisal dari pihak sekolah, progres pembangunan telah mencapai 47 persen.

Di lapangan, pondasi untuk tiga ruang kelas telah rampung, sementara dinding ruang UKS mulai disusun. “Kalau pun ada kendala, itu biasanya soal teknis di lapangan, dan kita langsung cari solusinya,” tambah Faisal.

Ia juga menyinggung soal efisiensi lahan. “Luas area sekolah terbatas, jadi pembangunan harus disesuaikan dengan ruang yang ada. Anggaran pun disesuaikan dengan kebutuhan di proposal,” ujarnya.

Harapan dari Pihak Sekolah
Bagi Kepala Sekolah H. Dedi Suryadi, pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik.

“Revitalisasi ini akan meningkatkan pelayanan kepada siswa dan orang tua murid. Tiga kelas baru, toilet, dan ruang UKS akan memberi kenyamanan dan rasa bangga bagi seluruh warga sekolah,” ujarnya.

Dedi menargetkan proyek rampung tepat waktu dan tepat mutu. “Kami bekerja sama dengan konsultan pengawas dan perencana agar setiap tahap berjalan sesuai spesifikasi.

Semua material — dari semen, besi, hingga finishing — kita pastikan sesuai standar,” tambahnya.

Transparansi dan Partisipasi
Di balik angka dan struktur bangunan, proyek ini menjadi contoh bagaimana birokrasi bisa bergerak lebih cepat ketika sekolah, masyarakat, dan pemerintah bekerja bersama.

Komite sekolah turut mengawasi pembelanjaan dan progres pekerjaan secara terbuka.


“Kalau mau jujur, ini proyek kecil di atas kertas, tapi besar maknanya,” ujar salah satu anggota komite dengan nada setengah bercanda.

“Karena dari tiga kelas baru inilah, masa depan ratusan siswa akan dibentuk.”

BekasiOL mencatat, di tengah banyak proyek pendidikan yang sering kali macet karena tumpang tindih administrasi, langkah Kemendikdasmen menurunkan langsung inspektorat ke lapangan memberi sinyal baru — bahwa pengawasan bukan lagi sekadar formalitas laporan, tapi hadir di tempat kerja.


Dan di SMAN 3 Kota Bekasi, pembangunan yang kini sudah setengah jalan itu menjadi bukti bahwa revitalisasi tak selalu dimulai dari gedung besar — kadang cukup dari satu proposal sekolah negeri di tengah kota yang tak berhenti bermimpi. [■] 

Reporter: NMR Redaksi - Editor: DikRizal/JabarOL
👁️ Artikel ini telah dilihat oleh : 0 views.

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL

أحدث أقدم
banner iklan BksOL