Lebih 20 Ribuan Jamaah Hadiri Reuni Akbar 212 2025: Jejak Perjalanan Jamaah Kota Bekasi, Potret Lautan Putih di Monas
Jamaah 212 membludak hingga nyaris 20.000 orang, sementara Presiden memilih turun tangan langsung tangani bencana Sumatera. Gubernur Pramono dan Wamenag RI hadir bersama Rizieq Shihab, Buya KH. Qurtubi Zaelani dan Sekda DKI Jakarta juga Wanda Hamidah.
Dari ribuan rombongan yang berdatangan, kisah perjalanan jamaah dari Kota Bekasi menjadi satu fragmen yang mewakili denyut seragam jutaan langkah menuju Monas malam itu.
Di balik selawat dan takbir yang menggema, BekasiOL menelusuri jalur keberangkatan, dinamika lapangan, hingga rekaman investigatif tentang bagaimana sedikitnya nyaris 20.000 jamaah akhirnya tumpah ruah memenuhi Monas dalam gelaran Reuni Akbar 212 ke-9.
Awal Perjalanan: Patungan, Hujan, dan Disiplin Mandiri
Selasa sore, hujan turun tanpa kompromi di kawasan Durenjaya, Bekasi Timur. Namun halaman Masjid Al Falah tetap ramai. Sejak ba’da Ashar, satu per satu jamaah berdatangan ke titik kumpul.
BekasiOL tiba di masjid ketika genangan mulai meninggi. Terlihat bus besar berkapasitas 50 kursi menunggu 39 peserta yang sudah menyatakan siap berangkat ke Monas.
Tidak ada donasi sponsor, tidak ada instruksi struktural — semuanya swadaya, dengan patungan untuk bus dan nasi kotak.
Polanya serupa dengan laporan BekasiOL dari berbagai daerah lain: rombongan berangkat mandiri dari masjid, ormas lokal, hingga komunitas kajian. Bekasi adalah potret kecil dari keseragaman pola ini.
Jadi bisa dibayangkan bagaimana para jamaah lintas daerah mempersiapkan diri seperti dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan beberapa daerah di Jawa Barat termasuk dari Lampung dan Palembang serta daerah lainnya.
Saat hujan mulai reda, bus bergerak. Rombongan siluet putih mulai memasuki Jakarta menjelang Magrib.
Memasuki Monas: Lautan Bus dan Gerak Serempak Ribuan Massa
Setibanya di Silang Monas, BekasiOL mencatat kondisi yang langsung mencolok secara investigatif: arus bus besar dari berbagai wilayah masuk secara bergelombang.
Di dalam area silang saja, sedikitnya ±250 bus besar telah tersusun rapi. Di luar area, tersebar pula sekitar 100 bus besar lagi. Belum termasuk rombongan mobil keluarga dan ratusan motor yang memadati sisi-sisi jalan. Termasuk yang menggunakan kendaraan umum seperti KRL atau kereta api dari berbagai daerah di Jabodetabek.
Data lapangan memperlihatkan bahwa estimasi peserta mencapai 15.000–20.000 orang, dan ini tampak konsisten dengan kepadatan saat Magrib berjemaah.
Jamaah Kota Bekasi tidak satu kelompok saja ada beberapa kelompok lainnya seperti Persada 212 dan komunitas jamaah lain yang khusus datang dari Kota Bekasi dan ikut menjadi bagian yang sepenuhnya menyatu dengan gelombang besar itu — berseragam putih, membawa mushaf kecil, dan langsung mencari saf untuk salat Maghrib berjemaah di tengah cuaca yang mulai mereda.
Petang – Malam: Ibadah, Selawat, dan Khotmil Quran
Setelah Maghrib, kegiatan bergeser ke panggung utama. Dua kali azan dikumandangkan, menandai salat Isya berjemaah dan juga salat ghaib untuk korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumut, Sumbar, dan Riau.
Menjelang pukul 21.00 WIB, dari sudut-sudut lapangan, jamaah terlihat duduk melingkar. Selawat, takbir, dan khotmil Quran mengisi suasana sambil menunggu acara inti dimulai.
Investigasi BekasiOL melalui siaran langsung menunjukkan pembacaan Al Quran berlangsung dari awal juz 30 tepatnya Surat Adh-Dhuha hingga akhir dengan partisipasi masif para jamaah di barisan depan hingga sebagian di shaf belakang.
Patut dicatat, format Reuni 212 tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada agenda hingga Subuh; fokus digeser menjadi petang–larut malam.
Orasi & Aksi: Suara untuk Palestina dan Doa untuk Negeri
Sementara jamaah fokus pada ibadah di dalam Monas, sebagian massa dari beberapa titik keluar menuju depan Kedubes AS, membawa poster seruan pembebasan Palestina. Aksi berlangsung tertib dan simbolis, tanpa insiden berarti.
Kembali di Monas, doa bersama untuk korban bencana menguatkan kesan bahwa gelaran tahun ini tidak hanya politis, tetapi sarat empati sosial.
Acara Utama: Tokoh Hadir, Usulan Hari Libur Disuarakan
Pukul 21.00 WIB, acara utama Reuni Akbar 212 dimulai. Sejumlah pejabat hadir:
- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung
- Wamenag Romo Muhammad Syafi’i
- Sekda DKI Uus Kuswanto
- Buya KH Qurtubi Jaelani
- Rizieq Shihab
Acara dibuka dengan lagu Indonesia Raya. Wamenag Syafi’i kemudian menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan menolak segala bentuk islamofobia, sesuai ketetapan PBB tentang 15 Maret sebagai Hari Internasional Menangkal Islamophobia.
Sekitar pukul 21.30, Gubernur Pramono meninggalkan lokasi, disambut mars Aksi Bela Islam dari para jamaah.
Di panggung, Muhammad bin Husein Alatas dari Front Persaudaraan Islam menyuarakan dua poin besar:
- Harapan agar Reuni 212 tetap digelar setiap tahun.
- Usulan menjadikan 2 Desember sebagai Hari Libur Nasional — Hari Ukhuwah Indonesia.
Usulan itu disambut riuh oleh jamaah, termasuk rombongan Bekasi yang berada di sayap timur lapangan.
Ia juga menyerukan penggalangan dana untuk korban bencana di Sumatra, menyebutnya sebagai “jihad harta” untuk saudara sesama bangsa.
Puncak Keramaian: Jamaah Membludak hingga 20.000 Orang
Saat salat Isya dan doa bersama, BekasiOL menghitung kembali kepadatan lapangan.
Dari komposisi bus, shaf yang memanjang hingga luar area, dan arus jamaah yang terus bertambah sebelum acara utama, estimasi peserta menyentuh kisaran nyaris 20.000 orang.
Jamaah Bekasi—dengan bus tunggal mereka—adalah representasi kecil dari ratusan rombongan serupa yang datang dari Bogor, Depok, Tangsel, Karawang, dan bahkan dari luar Jabodetabek.
Gambaran visualnya jelas: lautan putih, dengan beberapa kibaran bendera merah putih dan bendera Palestina bergerak serempak dalam ibadah bersama, memadati Silang Monas dari berbagai arah.
Penutupan & Kepulangan Massal: Malam Panjang Para Laskar
Sekitar pukul 23.00 WIB, acara dinyatakan selesai. Gelombang kepulangan pun dimulai.
Laskar FPI menjadi garda terdepan mengatur keluarnya ratusan bus besar, membuka jalur bagi jamaah yang berjalan kaki, hingga mengawal kendaraan pribadi untuk keluar tanpa kekacauan.
Sementara sebagian lain langsung berjibaku dengan gunungan sampah yang tertinggal, bekerja hingga dini hari membersihkan area Monas.
Bagi rombongan Bekasi, perjalanan pulang berlangsung teratur. Meski lelah, mereka menyampaikan bahwa rasa kebersamaan kali ini berbeda—lebih padat, lebih lirih, tapi tetap penuh energi seperti sembilan tahun lalu.
Kesimpulan BekasiOL: Reuni 212 Masih Bertaji, Meski Lebih Sunyi
Reuni Akbar 212 tahun 2025 menunjukkan bahwa acara ini masih menyimpan daya magnet besar.
Jumlah peserta yang mencapai nyaris 20.000 orang bukan sekadar angka, tetapi gabungan dari ratusan rombongan swadaya yang datang tanpa komando pusat.
Kisah jamaah Bekasi adalah salah satu bukti bahwa pola dan semangat mereka seragam dengan ribuan jamaah lain yang bersatu di Monas: independen, terorganisir secara organik, dan bergerak karena keyakinan. [■]

Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL