iklan banner AlQuran 30 Juz iklan header banner iklan header banner
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Heboh HPN Bekasi: Panitia Diminta LPJ; Suryo Bongkar Dana Talangan Pribadi

banner

HPN Bekasi Raya Sukses, Tapi Duitnya dari Kantong Siapa? Ini Pengakuan Ketua Panitia, Suryono, ST. 

bekasi-online.com, Sabtu, 2 Agt 2025 - 18:57 WIB, Tim Investigasi BekasiOL

 — BEKASI | Dari luar, perayaan Hari Pers Nasional (HPN) Bekasi Raya 2025 tampak begitu megah. Empat rangkaian perhelatan besar yang telah digelar secara berturut-turut itu seolah menjadi panggung unjuk kebanggaan insan pers Bekasi Raya.

Baca juga: Wartawan Tak Lagi Sendiri: Dewan Pers dan Kejagung Sepakat Lindungi Pers

Namun, di balik gemerlap acara, tersembunyi cerita getir tentang dana talangan, pengorbanan pribadi, dan tuduhan ketertutupan yang kini menyeret nama sang Ketua Panitia, Suryono ST—yang akrab disapa Bang Suryo atau kerap di-branding dirinya sebagai “Ketua Aing”.


Kisah ini mencuat setelah sejumlah wartawan non-PWI mempertanyakan transparansi anggaran dalam penyelenggaraan HPN Bekasi Raya.


"Ada yang tidak beres dari cara Bang Suryo mengelola acara ini. Semuanya kelihatan sukses, tapi dana dan laporan keuangannya gelap," ujar seorang wartawan senior yang enggan disebutkan namanya.


Suryo sendiri terpilih sebagai Ketua Panitia HPN setelah melalui proses pemilihan yang melibatkan lebih dari 28 organisasi profesi wartawan di Kota Bekasi.


Ia diusung oleh AWPI (Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia), bersaing dengan kandidat dari PWI, IWO, IJTI, Komodo, AWIBB, dan juga sedikitnya turut diundang 23 organisasi profesi wartawan lainnya.


Namun sejak awal, Suryo mengaku harus menghadapi kenyataan pahit: minimnya dukungan dana resmi dari pihak eksternal. 

Dalam wawancara eksklusif bersama BekasiOL, Suryo mengungkapkan bahwa dirinya telah merogoh kocek pribadi hingga mendekati Rp100 juta demi memastikan rangkaian acara HPN Bekasi Raya tetap berjalan.

"Dari beli kaos peserta, santunan yatim piatu, sampai biaya operasional makan minum dan juga lainnya dari para panitia selama acara di Gedung Juang 45 Tambun, semua saya talangi. Saya bahkan sampai menggadaikan BPKB motor, sekarang nyicil Rp1,5 juta per bulan buat nebus itu." ujar Suryo.

Suryo merinci, HPN Bekasi Raya 2025 dihelat dalam empat rangkaian besar:
  1. Santunan Yatim Piatu di Gedung Biru PWI Bekasi Raya
  2. Penanaman Mangrove di Muara Gembong bersama Wartawan
  3. Santunan 250 Anak Yatim, Cek Kesehatan, dan Donor Darah di Ciketing Udik, Bantargebang. 
  4. Acara Puncak Hiburan Rakyat di Gedung Juang 45 Tambun

Bantuan hiburan yang dijanjikan pun jauh dari harapan. Dana dari donatur yang masuk ke kas panitia khususnya untuk acara kerja bhakti dan santunan di Ciketing Udik, Bantar Gebang hanya sebesar Rp10 juta.

Padahal kebutuhan untuk santunan 250 anak yatim mencapai Rp25 juta, jika hitungan totalnya setiap anak diberi Rp100 ribu.
"Sisanya saya tutup sendiri. Mau tidak mau, acara harus tetap jalan," tegasnya.

Upaya melobi dinas terkait juga tidak membuahkan hasil manis. Setidaknya ada 36 Proposal dalam bentuk hard copy surat permohonan bantuan dana untuk biaya operasional kepanitiaan telah disebarkan oleh beberapa panitia wartawan yang namanya terdaftar di panitia pelaksana. 
Salah satu wartawan yang berhasil dan mendapatkan dana dari instansi pemerintah hanya Sri, seorang wartawati yang bertugas sebagai marketing executive. 

Sri hanya berhasil mengamankan Rp1 juta dari dua dinas. "Sri dapatkan haknya dengan komisi Rp300 ribu, jadi yang masuk kas panitia hanya Rp700 ribu," ungkap Suryo.


Minimnya dana dari luar memaksa Suryo menanggung hampir seluruh biaya operasional, termasuk konsumsi dan beberapa akomodasi wartawan.

Di acara puncak di Gedung Juang, panitia harus membayar biaya makan minum ke warung kecil dengan anggaran Rp2 juta per warung per hari. "Itu pun dari kantong saya pribadi, Bang Sidik!" serunya kepada BekasiOL


Ironisnya, Suryo memilih bungkam atas kesulitan keuangan ini. Ia tidak mengungkapkan kondisi itu kepada rekan-rekan panitia.

"Bagi saya, yang penting acara sukses. Soal uang, urusan belakangan," katanya. Namun, kini, di tengah desakan publik persoalkan transparansi, Suryo merasa waktunya telah tiba untuk angkat bicara.


Dalam wawancara berdurasi 18 menit lebih, Suryo juga bahas soal LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) Kepanitiaan HPN 2025 Bekasi Raya, yang hingga kini belum selesai. 

Draft laporan keuangan tengah ia siapkan untuk dibawa ke dalam rapat pembubaran panitia dalam waktu dekat ini. 


"Saya mau laporan ini disahkan dulu secara internal, baru kemudian dipublikasikan," ujarnya.

Suryo juga menyebut adanya dukungan tambahan dari Pengurus PWI Bekasi Raya sebesar Rp5 juta untuk membantu biaya produksi banner dan konsumsi panitia saat acara puncak di Gedung Juang, Tambun. 

Sementara itu, ASMEN turut memberikan dukungan berupa dana Rp3,5 juta untuk produksi umbul-umbul.


Nama Joko, wartawan sekaligus panitia inti yang juga perwakilan wartawan Bekasi di luar PWI disebut Suryo sebagai salah satu orang yang bisa dimintai klarifikasi terkait pengakuan dana pribadi tersebut.

"Kalau ada yang meragukan, silakan tanya salah satu panitia yang juga wartawan Bekasi bernama Joko. Dia ditunjuk langsung oleh tokoh penting organisasi profesi wartawan untuk membantu kinerja kepanitiaan HPN. " pungkas Suryo.


Pihak Pemkot Bekasi angkat bicara.
Wakil Walikota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, dalam pernyataannya kepada BekasiOL melalui pesan WhatsApp, mengakui bahwa Pemkot memang belum menganggarkan apalagi sampai mengeluarkan belanja untuk acara HPN 2025 Bekasi Raya.


"Namun insyaa Allah, kami (pemkot) akan memasukannya dalam APBD 2026 mendatang, khusus untuk pembiayaan acara HPN Bekasi Raya." jelas Harris.

Pernyataan itu disampaikan saat dirinya dalam perjalanan menuju Bandung menggunakan Kereta Cepat Whoosh.


Senada dengan Wawali Harris, Kepala Dinas Kominfostandi Kota Bekasi, Robert Siagian, menegaskan bahwa pada pelaksanaan HPN Bekasi Raya 2025, tidak ada anggaran belanja yang dikeluarkan sesen pun baik oleh Diskominfostandi maupun Humas Pemkot. 

"Kecuali untuk masalah perayaan HPN 2025 lalu yang diadakan di Pekanbaru provinsi Riau, itu pun untuk memenuhi undangan panitia HPN dari PWI pusat. Dan itu hal yang berbeda, Pak Haji." ungkap Robert kepada BekasiOL lewat WhatsApp nya. 


Kini, teka-teki soal dana HPN Bekasi Raya 2025 masih menjadi bola panas di kalangan wartawan. Apa yang sesungguhnya terjadi di balik layar?


Apakah ini benar-benar soal pengorbanan pribadi seorang ketua panitia, atau ada mekanisme pelaporan dari pihak di luar kepanitiaan yang sengaja disebarkan demi menyerang pihak tertentu?

BekasiOL akan terus mengupasnya. [■]
Oleh: Tim Investigasi BekasiOL/Redaksi - Editor: DikRizal
banner iklan bawah post
banner

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL

أحدث أقدم
banner iklan BksOL