Pokdarwis, Hutan Bambu 2 Kota Bekasi, Iwan & Red BksOL (23/5/2025)
BEKASI KOTA — Jika Anda berkunjung ke tempat wisata keluarga Kota Bekasi, ada beberapa titik yang bisa direkomendasikan baik di jantung Kota Bekasi maupun di pinggiran kota bersebelahan dengan kabupaten Bekasi ataupun Kota Depok dan Kota Jakarta.
Banyaknya titik daerah wisata keluarga baik yang dikunjungi warga setempat maupun dikunjungi turis lokal luar daerah bahkan juga turis asing, dan itu merupakan potensi PAD (pendapatan asli daerah) bagi Pemkot Bekasi.
Padahal menurut data statistik yang ada dari Diskominfostandi Kota Bekasi tentang PAD lima terbesar adalah yang berkaitan dengan kunjungan pariwisata, sebagaimana fakta di lapangan yang sebenarnya?
Pokdar Pariwisata, Hutan Bambu 2 Kota Bekasi, Duddy & Redaksi (23/5/2025)
Berikut adalah lima sumber PAD terbesar selain PBB:
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
BPHTB merupakan salah satu penyumbang utama PAD. Pada tahun 2024, meskipun targetnya sebesar Rp898 miliar, realisasinya hanya mencapai sekitar Rp560 miliar akibat lesunya pasar properti.
Pajak Restoran dan Hotel
Sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap PAD, terutama mengingat pertumbuhan sektor kuliner dan perhotelan di Kota Bekasi. Meskipun data spesifik per tahun tidak tersedia, sektor ini termasuk dalam kategori pajak daerah yang dominan.
Pajak Reklame dan Hiburan
Pajak dari reklame dan hiburan juga menjadi sumber penting PAD. Kegiatan promosi dan hiburan yang berkembang di kota ini berkontribusi pada pendapatan daerah.
Retribusi Daerah
Retribusi dari jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu memberikan kontribusi yang stabil. Pada tahun 2023, realisasi retribusi mencapai Rp72,09 miliar dari target Rp90,72 miliar.
Lain-lain PAD yang Sah
Kategori ini mencakup berbagai pendapatan seperti pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pada tahun 2023, realisasi dari kategori ini mencapai Rp455,99 miliar dari target Rp552,72 miliar.
Ini berarti walaupun Kota Bekasi disebut sebagai kota terkaya nomor satu di provinsi Jabar dan nomor dua secara nasional, dalam tingkat pendapatan asli daerah, namun PAD dari sektor Pariwisata dan Budaya Kota Bekasi masih sangat lemah jika tak mau dianggap paling kecil.
Apalagi perputaran UMKM di sektor yang seharusnya jadi primadona bagi zona area penyokong alias Buffer Zone ibukota Daerah Khusus Jakarta.
Hal ini mungkin bisa dimaklumi karena Kota Bekasi belum dianggap, dinilai juga dicanangkan sebagai kota pariwisata, disamping gelarnya sebagai kota industri yang sejatinya justru dipegang oleh Kabupaten Bekasi.
Sidik Rizal, seniman komedi sekaligus wartawan yang akan meroasting Tri Adhianto di pertengahan tahun 2025
Kota Wisata memang adanya di kabupaten Bekasi, namun jika dilihat lebih teliti, Kota Bekasi punya 71 Situs bersejarah, namun hanya 4 Situs yang mendapat alokasi anggaran perawatan di pertengahan tahun 2025 ini.
Jangankan fokus pembangunan lokasi dan daerah pariwisata baik yang alami maupun yang modern, untuk situ bersejarah saja, hanya ada anggaran 5,6% dari total situs bersejarah yang harus diberi perawatan yang bukan hanya sebagai cagar budaya tapi juga tujuan wisata.
Umar Tadjuddin, seorang pelaku seni juga memprihatinkan atas fasilitas Pariwisata dan seni budaya di kota Bekasi.
Gedung Creative Center saja, kini seperti terbengkalai dan tak terawat, ujar Umar Tadjuddin kepada JabarOL lewat WhatsAppnya, Jumat (30/5/2025).
Umar Tadjuddin, pelaku seni kota Bekasi
"Gedung Creative Center (GCC) ada bocor kalau hujan. Tolong diperhatikan anggara dana kebudayaannya untuk fasilitas GCC," saran Umar Tadjuddin kepada JabarOL mengkritisi perhatian Disparbud Kota Bekasi.
Sementara itu, ada tempat wisata alam Hutan Bambu 1 di kelurahan Margajaya dan Hutan Bambu 2 di kelurahan Margahayu yang lokasinya berdekatan hanya berjarak 300-an meter.
Plt Sekdis Parbud Kota Bekasi, Aki Maja dan BekasiOL/JabarOL (1/5/2025)
Tempat wisata alam yang kerap jadi tujuan wisata keluarga juga warga senior alias berusia 50-an atau kaum muda yang ingin mendapatkan tempat santai berinternet ria dengan jajanan terjangkau.
Pokdar (Kelompok Sadar) Pariwisata Kota Bekasi, ada Bang Iwan di Obyek Wisata alam Hutan Bambu 1 dan Bang Duddy di Hutan Bambu 2 turut menyampaikan keprihatinan mereka tentang masa depan wilayahnya.
Sejak dibangun jembatan gantung yang menghubungkan Hutan Bambu 1 dengan akses jalan masuk dari belakang Mall Giant ke Hutan Bambu 1 dan juga Hutan Bambu, maka minat warga masyarakat berkunjung semakin bertambah.
Atas kerja keras petugas Pokdar Pariwisata, bang Iwan di Hutan Bambu 1 Margajaya dan bang Duddy di Hutan Bambu 2 Margahayu, kini kedua lokasi setiap akhir pekan Jumat, Sabtu dan Minggu selalu diramaikan para pengunjungnya yang bisa sampai ratusan hingga ribuan orang.
Inisiatif bang Iwan dan Bang Duddy yang patut dihargai karena dengan hadirkan group seniman organ tunggal rutin di akhir pekan, maka para pengunjung selain menikmati kesegaran alami hutan bambu, bisa juga menghibur diri mereka dengan berjoged dan menyanyi bersama.
Para tamu jika bukan dari kalangan keluarga, tak sedikit dari kalangan komunitas seperti reunian mereka yang berusia 40-an ke atas. Meski begitu ada juga kaum kuda yang berpasangan.
Dan untungnya meskipun tak ada sistem ticketing, pemasukan justru dari pedagang UMKM yang disediakan fasilitas dapur dan tempat penyajian serta kursi meja oleh penyelenggara wisata.
Sayangnya, pihak pemkot Bekasi, khususnya Dinas Pariwisata dan Budaya, tak berikan perhatian lebih secara khusus perjalanan dan perkembangan area wisata alam hijau seperti ini. Bahkan justru terkesan diabaikan.
Padahal perputaran ekonomi kerakyatan sangat terbilang tinggi dan bisa hidupkan UMKM di sekitar lingkungan Hutan Wisata, seperti halnya lingkungan Gedung Creative Center yang dipenuhi pedagang UMKM.
Apakah kepala dinas lalai, atau memang tak ada skala prioritas untuk obyek wisata alam dan area seni budaya Kota Bekasi?
BekasiOL menunggu konfirmasi dari pihak Dinas terkait baik kepala dinas maupun Plt Sekretaris Disparbud, hingga berita ini ditayangkan belum ada jawaban melalui kontak WhatsApp mereka. [■]
Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL