Bekasi Setengah Tiang: Selamat Jalan Bang Aal

Bekasi - bekasi-online.com
Bekasi berduka. Salah seorang putra terbaik meninggalkan kita semua, Azhar Laena, Ketua DPRD Kota Bekasi di Malaysia pukul 05.00 WIB, Rabu, (06/07/2011). Kabar duka itu begitu menyesakkan, di saat kita rindu sosok politisi muda yang punya intelektulitas, berkarakter dan berintergritas.

Azhar meninggal di usia yang masih bisa dibilang muda, 38 tahun. Dia bahkan belum mengkhatamkan tugasnya sebagai seorang wakil rakyat. Meskipun baru dua tahun menjabat namun kiprahnya masih meninggalkan jejak dimana-mana. Tentu, Azhar akan selalu kita kenang, lekang dalam ingatan masyarakat Kota Bekasi.

H. Azhar Laena (alm.)

Azhar meninggalkan masyarakat Kota Bekasi saat kondisi sosial politik sedang dalam kondisi kurang sehat. Dia pergi mendahului berbagai masalah yang kusut dan belum diselesaikan sampai saat ini. Sebut saja misalnya, mutasi ratusan pejabat yang kabarnya tidak professional dan melanggar aturan, wacana interpelasi mutasi yang terus menjadi bulan-bulanan anggota DRPD dan parlemen jalanan, gairah kerja para pelayan masyarakat di pemerintahan yang lesu setelah nyaris setengah tahun ini diobok-obok oleh KPK, sekelompok orang yang memanfaatkan situasi untuk mendapat keuntungan pribadi dan arogansi para pejabat serta politisi yang semakin lupa daratan, tidak bisa membedakan mana amanah dan mana kekuasaan.

Kita tentu rindu Azhar, politisi muda yang awalnya sempat diragukan memimpin segerombolan politisi bangkotan di Kota Bekasi. Anak muda yang bisa membuktikan bahwa politik juga punya etika dan nilai yang harus dijaga dengan keberanian, integeritas dan sejuta tindakan nyata tidak sebatas hanya wacana. Dia memberi contoh penyelesaian masalah tanpa konflik dan intrik, namun dengan karya dan kerja nyata.

Azhar mengajarkan kita, bahwa anak muda bisa memimpin dengan gairah yang meluap-luap, tidak basa-basi, apalagi kompromi hanya untuk kepentingan sesaat. Azhar mengajarkan kepada para aktivis untuk menjadi pribadi yang mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain, apalagi pada segelintir kelompok kepentingan ekonomi politik. Azhar terjun ke ranah politik setelah dia yakin tidak bisa dibeli dengan rupiah. Terlepas benar atau tidak, namun sampai saat ini namanya bersih dari issu suap menyuap atau memanfaatkan jabatan politiknya.

Azhar mengajarkan para politisi dan birokrat untuk tidak alergi terhadap awak media atau jurnalis. Semasa hidupnya, ruang kerjanya tidak pernah sepi dari wartawan. Baik untuk keperluan wawancara maupun hanya sekedar menumpang minum kopi. Azhar tidak pernah bisu kepada media. Namanya selalu menghiasi setiap halaman berita. Terlepas dari kapasitasnya sebagai seorang Ketua DPRD. Namun pikiran-pikirannya bernas dan berani.

Arwah Azhar tentu akan gelisah jika para pejabat di Kota Bekasi masih berperilaku seperti pangreh praja yang ningkrat dan feudal. Azhar bisa jadi bersedih, menyaksikan ketamakan dan kerakusan para elite pemerintahan dan politik yang berlomba-lomba memanfaatkan jabatan dan kekuasaan untuk memuaskan hastrat duniawi. Azhar mungkin akan meratap jika para aktivis dan jurnalis telah dibeli dan tidak lagi berdiri di garis netral.

Azhar tentu ingin meninggalkan Kota Bekasi dengan tenang. Kota Bekasi yang Ichsan, Sehat dan Cerdas. Yang terus membangun dan mensejahterakan rakyatnya, terus berbenah menata kesemrawutan kota agar lebih beradap bagi penghuninya, atmosfir sosial politik yang dinamis namun tetap bergerak di tataran nilai dan etika. Ini adalah tugas kita semua.

Kematiannya membuka mata kita, bahwa banyak sekali kebaikan dan kiprah yang sudah dia lakukan selama ini. Memang seperti itulah seharusnya kita mengenang sebuah kematian. Mengenang kebaikan dan bukan keburukannya. Mengingat jasa baiknya bukan perlakukan buruknya.

Segenap Redaksi bekasiterkini.com menyampaikan rasa hormat dan takzim kepada almarhum. Rasa belasungkawa yang mendalam. Semoga amal perbuatan semasa hidupnya diterima di sisiNYA.

Selamat Jalan Bang Azhar Laena !!
(brat)