contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Dedy Miing Gumelar: Politisi Kita Masih Jarang Beri Edukasi Publik

banner

Politisi Masih Berpikir Bagaimana Memenangkan Suara Rakyat dengan Modal Uang Besar, Padahal Itu Riswah

bekasi-online.com, Sabtu 27 Mei 2023, 18:57 WIB, DikRizal


Bacaleg DPR RI Partai Gelora, Dedy Miing Gumelar, dapil Kota Bekasi Kota Depok, berikan edukasi politik kepada warga RW 015 Kelurahan Arenjaya, Bekasi Timur, Sabtu petang, 27/5/2023 (Foto: FutuBe)


ARENJAYA, bksOL -- Bakal Calon Legislatif (bacaleg) DPR RI dari Partai Gelora Dapil 6 Kota Bekasi - Kota Depok Tb. Dedy Miing Gumelar memberikan pendidikan politik kepada warga RW015 Arenja
ya, Bekasi Timur bersama bacaleg Gelora untuk DPRD Kota Bekasi Ust. M. Kurniawan tentang partai politik (parpol) dan politisi saat ini dinilai gagal menjadi pendidik masyarakat, sehingga wajar jadi kebiasaan buruk setiap jelang pemilu yang dikenal  dengan istilah money politic will talk, pada Sabtu 27 Mei 2023.


Ibu-ibu pengurus RT di RW015 Kelurahan Arenjaya, Perumnas III Bekasi Timur, Kota Bekasi serius dengarkan tentang pendidikan politik yang betisi pesan haramnya suap (riswah) dalam memilih calon wakil rakyat 27/5/23 (Foto:FutuBe)

Lihat juga: Miing Bagito Bacaleg DPR RI Partai Gelora: Kami Bukan Wakil Pimpinan Partai, Yang Benar Kami Wakil Rakyat

Hal itu dikarenakan masih saja muncul praktek politik uang (money politic). Tentu saja hal itu sangatlah menghina intelektualitas warga masyarakat sekaligus juga melakukan pembodohan publik secara sengaja dan terang-terangan, ujar Miing Bagito dalam acara pertemuan warga RW015 Kelurahan Arenjaya dengan sedikitnya 15 pengurus RT setempat.

Apa yang disampaikan oleh Dedy Miing Gumelar senada dengan pesan bacaleg Gelora untuk DPRD Kota Bekasi, Ust. M Kurniawan kepada warga. Jika bacaleg M. Kurniawan yang juga Ketua DPD Gelora Kota Bekasi menyampaikan pesan bahwa dirinya dulu pernah jadi anggota DPRD Kota Bekasi karena dukungan warga masyarakat di dalam jaringan yang telah dia miliki.


Ust. M. Kurniawan bacaleg Gelora DPRD kota Bekasi, sampaikan pesan politik kepada warga RW015 Arenjaya 27/5/23.


Dan bagaimana dia memberikan kajian yang intinya tentang amanah seorang pemimpin itu sangat berat jika terpilihnya bukan karena keilmuan yang dia miliki dan manfaatnya sebagai wakil rakyat, tapi karena dia sudah harus mengeluarkan biaya besar hingga milyaran rupiah, maka sudah bisa dipahami kepada siapa kelak dia akan berpihak apabila dia jadi wakil rakyat, kalau bukan pemodal (red: bohir).

Bohir yang memberinya pinjaman dana besar saat berkampanye. Karena itu adalah utang yang harus dia bayarkan dan pikirkan selalu pelunasannya saat jadi anggota dewan, bukan lagi kepentingan rakyat menjadi prioritas setiap langkah kerjanya yang seharusnya berpihak pada kepentingan rakyat pendukungnya yang telah memberi suaranya.


Sementara Bang Miing, panggilan populer Tb.Dedy Miing Gumelar sang bacaleg DPR RI ini merinci lebih jauh, "Bagaimana kita merubah paradigma berpolitik, Pertama, partai politik dan politisi itu gagal jadi public educator (pendidik publik) selama ini, karena kenapa selalu saja muncul terus politik uang. Selama ini orang minta disuap dulu baru memilih dikarenakan elit politik saat ini tidak mendidik rakyat konstituennya," ujar Miing kepada bksOL dimana hal senada ini juga disampaikan kepada warga RW015 Perumahan Arenjaya, Bekasi Timur.

Selain itu, Miing yang juga sebagai Wasekjen Partai Gelora Indonesia ini juga menegaskan, "Jika para elit politik tak mampu mendidik warga masyarakat yang kelak akan mendukungnya, maka akan menimbulkan "Siapa yang modalin, maka dialah bohirnya yang harus didengarkan" atau dengan kata lain Kapitalisme."

Dengan keyakinan seperti itu, kapitalisme sebagai gaya kampanyenya maka para elit politik hanya meyakini jika hanya dengan menyuap masyarakat itu maka dirinya baru dapat terpilih.

"Ini akan menimbulkan kapitalisme, yang punya uang hanya yakin kalau dia nyuap dulu baru bisa dipilih. Sekarang kita harus tunjukan tanpa menyuap pun kita bisa. Sesungguhnya kita harus didik masyarakat dengan keyakinan itu," tegasnya.

Ketika masyarakat menerima sembako, kata Miing, sesungguhnya mereka sudah dihina, dengan mempersepsikan seolah olah yang menyuap itu seorang dermawan. Padahal itu adalah sebuah penghinaan.

"Sebab apa, yang berhak diterima oleh rakyat yang memilih mereka itu lebih dari sekedar 20 kilo gram beras ataupun minyak goreng. Apa itu? Pastinya hak mereka 
kesejahteraan pendidikan, kesejahteraan kesehatan dan juga kesejahteraan ekonomi," lanjutnya.

Oleh karenanya, Miing menegaskan, kejadian tersebut adalah kegagalan parpol dalam melahirkan kader sebagai pemimpin, yang seharusnya bisa melahirkan para wakil rakyat untuk membela rakyatnya.

"Ini menurut saya, saya akan berani mengatakan, ini kegagalan partai politik juga didalam melahirkan kaderisasi sebagai pemimpin atau melahirkan para wakil rakyat yang memang seharusnya membela rakyat dan membela kebijakan kebijakan yang benar," pungkasnya kepada bksOL. [■]

Reporter: DikRizal, Editor: NurMuhammad


Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner