contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Guru Marzuki Cipinang Muara, Mahaguru Para Ulama Betawi

banner

PROFIL GURU MARZUKI BIN MIRSHOD

kandidat-kandidat.com, Sabtu, 20 Mei 2023, 11:46 WIB, NurMuhammad



BEKASI, bksOL - Bermula mencari tahu tentang siapakah bacaleg Golkar untuk Provinsi Jabar dapil Kota Bekasi dan Kota Depok, H. Zainul Miftah. Lalu berlanjut dirinya menceritakan tentang keluarganya dan juga kakeknya, yang jadi idola serta guru spiritualnya, Guru H. Marzuki bin Mirshod.



H. Zainul Miftah, cucu Guru K.H. Marzuki bin Mirshod, pendiri NU untuk orang Betawi.


Bahkan masalah pemberian nama dirinya, sang bacaleg Golkar untuk Provinsi Jabar dan juga kandidat cawalkot Bekasi di pemilu 2024 ini mengatakan bahwa namanya adalah pemberian dari neneknya yang juga istri K.H. Marzuki bin Mirshod.


"Nama saya Zainul Miftah dikasih Nenek Guru Besar Perempuan Almarhumah Hj Hasanah Istri dari Kakek Almarhum KH. Ahmad Marzuki bin Mirshod," ungkapnya.


Bakat ceramahnya sebagai mubaligh menurun dari sang kakek pendiri NU di Kota Jakarta bagi orang Betawi, KH. Marzuki bin Mirshod (Foto: PrivColl)

Mengetahui hal tersebut maka bksOL tertarik untuk menelusuri silsilah kakeknya tersebut dan ternyata inilah yang didapatkan.


Siapakah Guru KH. Marzuki?



KELAHIRAN

As-syekh Ahmad Marzuqi bin Ahmad Mirshod bin Hasnum bin Ahmad Mirshod bin Hasnum bin Khotib Sa’ad bin Abdurrohman bin Sulthon atau yang kerap disapa akrab dengan Guru Marzuki bin Mirshod lahir pada malam Ahad waktu Isya tanggal 16 Romadhon 1293 H di Rawabangke (Rawa Bunga) Jatinegara Batavia (Jakarta Timur).

Baca juga: H. Zainul Miftah Cucu H. Marzuki bin Mirshod Diundang Ilham Akbar Habibie, Putra Profesor BJ Habibie


Ia adalah anak salah seorang mubaligh di masjid Al-Jami'ul Anwar Rawabangke (Rawa Bunga) Jatinegara Jakarta Timur Ahmad Mirshod dengan Hj. Fatimah binti KH. Syihabuddin Maghrobi Al-Madura, berasal dari Madura dari keturunan Ishaq yang makamnya berada di kota Gresik Jawa Timur.

Bahkan kepiawaiannya berjamaah dalam organisasi menurun dari kakeknya, KH. Marzuki bin Mirshod, ulama Betawi pertama yang mendirikan NU di Jakarta.


Pada usia 9 tahun ayahanda berpulang ke Rohmatulloh dan diasuh oleh ibunda tercinta yang sholehah dan taqwa dalam suatu kehidupan rumah tangga yang sangat sederhana.

WAFAT

Guru Marzuki bin Mirshod wafat pada pagi hari Jum’at 25 Rajab 1352 H, jam 06.15 WIB. Jenazah beliau disalatkan dan diimami oleh Habib ‘Ali bin Abdurrohman Al-Habsyi (Habib ‘Ali Kwitang).

Kemudian beliau dimakamkan setelah Salat Ashar yang dihadiri oleh para ulama dan ribuan orang.

PENDIDIKAN

Guru Marzuki kecil, ia memulai pendidikannya dengan belajar di bawah KH. Anwar. Ia mempelajari Alquran dan berbagai disiplin ilmu agama Islam lainnya.


Ketika berusia 16 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya untuk belajar di bawah bimbingan Habib Utsman bin Muhammad Banahsan.

Saat berguru kepada Habib Utsman, sang Habib melihat kegeniusannya serta ingatan yang tajam dalam menghafal, yang dimiliki oleh Guru Marzuki bin Mirshod, sehingga membuat sang Habib ingin mengarahkan Guru Marzuki untuk melanjutkan pendidikanya di Mekkah dan dapat belajar kepada para ulama besar di Mekkah.


Ketokohan H. Zainul Miftah hingga dekat dengan Akbar Tanjung memang bakat menurun dari sang kakek K.H. Marzuki bin Mirshod yang punya jaringan luas hingga NU Jawa Timur


Setelah 7 tahun beliau belajar di Mekkah, kemudian datang sepucuk surat dari Habib Utsman yang meminta agar Guru Marzuki bin Mirshod dapat kembali ke Jakarta, maka pada tahun 1332 H atas pertimbangan dan persetujuan guru-gurunya di Mekkah beliau kembali pulang ke Jakarta, dengan tugas menggantikan Habib Utsman dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada murid-muridnya.

GURU

Guru-guru Guru Marzuki bin Mirshod diantaranya adalah :
  1. As-Syaikh Usman Sarawak
  2. As-Syaikh Muhammad Ali Al-Maliki
  3. As-Syaikh Muhammad Amin Sayid Ahmad Ridwan
  4. As-Syaikh Hasbulloh Al-Mishro
  5. As-Syaikh Umar Sumbawa
  6. As-Syaikh Muhammad ‘Umar Syatho
  7. As-Shaikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (Mufti Makkah)



MURID DAN PARA SISWA

Murid-murid yang dididiknya kemudian banyak yang menjadi ulama Betawi terkemuka. Dalam sebuah catatan menyebutkan ada sekitar 41 ulama Betawi terkemuka bahkan lebih. Di antaranya adalah:

  • Mu'allim Thabrani Paseban (kakek dari KH. Maulana Kamal Yusuf)
  • KH. Abdullah Syafi'i (pendiri perguruan Ash-Syafi'iyyah)
  • KH. Thohir Rohili (pendiri perguruan Ath-Thahiriyyah)
  • KH. Noer Alie (pahlawan nasional, pendiri perguruan At-Taqwa, Bekasi)
  • KH. Achmad Mursyidi (pendiri perguruan Al-Falah)
  • KH. Hasbiyallah (Pendiri perguruan Al-Wathoniyah)
  • KH. Ahmad Zayadi Muhajir (pendiri perguruan Az-Ziyadah)
  • Guru Asmat (Cakung)
  • KH. Mahmud (pendiri Yayasan Perguruan Islam Almamur/Yapima, Bekasi)
  • KH. Muchtar Thabrani (pendiri YPI Annuur, Bekasi)
  • KH. Chalid Damat (pendiri perguruan Al-Khalidiyah)
  • KH. Ali Syibromalisi (pendiri perguruan Darussa’adah dan mantan ketua Yayasan Baitul Mughni, Kuningan, Jakarta).

PENDIRI NAHDLATUL ULAMA (NU) DI BETAWI

Berdirinya organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) di tanah Betawi memiliki kisah yang unik. Kisah tersebut diceritakan dari KH. Saifuddin Amsir bahwa ketika Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara diminta untuk mendirikan NU di Jakarta di tanah Betawi, beliau tidak langsung menerima permintaan tersebut, akan tetapi ada satu syarat yang harus dipenuhi.

Guru Marzuki bin Mirshod memberikan syarat, jika para santri perempuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, yang dipimpin Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari tidak menutup auratnya secara benar, sesuai syariat, ia menolak pendirian dan kehadiran NU di tanah Betawi.


Ia kemudian mengutus orang kepercayaannya ke Tebuireng untuk melihatnya secara langsung.

Dari hasil pengamatan orang kepercayaannya ini ia mendapatkan informasi bahwa para perempuan dan santri perempuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, menutup auratnya dengan benar, sesuai syariat.

Atas informasi ini, Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara menerima pendirian NU di tanah Betawi dan ia menjadi pendiri dari NU Jakarta.


Permohonan jabatan NU kepada Guru Marzuki bin Mirshod Cipinang Muara di tanah Betawi langsung dari Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari .

Permintaan kepadanya tentu tidak sembarangan, mengingat juga pengaruh dan kemasyhurannya sebagai salah satu ulama terkemuka di Betawi saat itu.

KARYA-KARYA

Adapun kitab-kitab yang dikarangnya ada 13 buah, yang dapat dilihat sekarang hanya 8 buah. Kitab-kitab tersebut diantaranya :

  1. Zahrulbasatin fibayaniddalail wal barao.
  2. Tamrinulazhan al-'ajmiyah fii ma'rifati tirof minal alfadzil'arobiyah.
  3. Miftahulfauzilabadi fi'ilmil fiqhil Muhammadiyi.
  4. Tuhfaturrohman fibayaniakhlaqi bani akhirzaman.
  5. Sabiluttaqlid.
  6. Sirojul Mubtadi.
  7. Fadhlurrahman.
  8. Arrisaalah balaghah al-Betawi asiirudzunuub wa ahqaral Isaawi wal 'Ibaad.

Bagan Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad murid Marzuki bin Mirshod dapat dilihat DI SINI.[■]

Narasumber: Budi, NuOnline, Editor: SidikRizal

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner