HUT Kota Bekasi Ke 26 dan 6 Bulan Pra Purna Tugas, Plt Walikota Masih Utang Penanggulangan Banjir
bekasi-online.com, Jumat 10 Maret 2023, 07:00 WIB
BEKASI, bekasiOL - Memasuki masa dua puluh enam tahun usia Kota Bekasi (10 Maret 2023) dan 6 bulan pra purnabhakti 20 September 2023 mendatang, Plt Walikota Bekasi, Tri Adhianto masih berutang visi misi Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera dan Ihsan, terutama penanggulangan banjir.
Sebentar dulu, visi misi Bekasi Cerdas, Kreatif, Maju, Sejahtera, Ihsan kan visi misinya dengan bang Pepen, bukan? Kalo sekarang sih yang dikampanye kan visi misinya Bekasi Bangkit, Bekasi Keren. Kayaknya MasTri berutangnya cuma sebagian. Tapi fokus di kata bangkit dan keren nya ini yang jadi utang baru janji. Bangkit dari banjir dan banjir itu gak keren.
Baca juga: Program Penanganan Banjir dengan Pematusan Saluran Air Dinilai Masih Reaktif Belum Antisipatif
Malah bila perlu meminjam istilah dari teman saya, bacaleg Partai Nasdem, Ali Fathoni, "Seharusnya Plt Walikota membangun narasi komunikasi dengan warga Bekasi bahwa khusus untuk perumahan di daerah rendah seperti Durenjaya maka diwajibkan para pengembang menggunakan istilah PENGEMBANGAN Teritorial Bekasi Rendah atau Dekat Laut dengan promosi konsep perumahan dekat tepi pantai (Seashore Property) atau Perumahan dengan pemandangan danau (Lake View Property).
Jadi pemkot Bekasi gak akan kerepotan ketika memberikan izin bagi developer perumahan yang semakin berjibun per tahunnya, dimana setiap zona perumahan wajib dibuat SITU atau DANAU (multifungsi). Jadi pasti terpenuhi konsep Bekasi Bangkit dan Bekasi Keren, dengan Lake View Regency. Padahal aslinya mah Perumahan dengan Tampungan Got Rumah Tangga, yang penting keren kan?
Baca juga: Banjir Di Durenjaya Bekasi Timur Harus Jadi Prioritas Perhatian Pemkot Bekasi Awal Tahun 2023 Ini
Fenomena banjir yang merendam tidak bisa dianggap sebagai sebuah permasalahan tahunan dan biasa. Namun harus diselesaikan secara radikal, terintegrasi dan politic will kuat yang bukan sekedar pencitraan politik.
Nah ini setuju bekasiOL setuju. Political will yang kuat dalam artian untuk kemaslahatan warga masyarakat kota Bekasi yang dulu telah memilihnya saat berkampanye dengan bang Pepen. Redaksi pun masih ingat dulu saat bang Pepen berkunjung ke masjid jami' Al-Muhajirin di Durenjaya, sebelum pilkada setelah masa tenang. Para jamaah sempatkan diri berfoto bersama tanda dukungan kepada nya, redaksi pun ikutan wefie. Eh 4,5 tahun kemudian banjir di Durenjaya, kok gak foto bareng lagi sekarang? Eh!
Baca juga: Banjir Kota Bekasi Mulai Makan Korban 1 Anak Hanyut di Kali Cakung Kranji Bekasi Barat
Menurut Pemerhati Kebijakan dan Pelayanan Publik, Didit Susilo, penyebab banjir yang terjadi selain faktor intensitas curah hujan yang tinggi, juga dampak akumulasi dari berbagai persoalan tata ruang yang tidak ideal dan pengembangan wilayah perkotaan yang masif tidak terukur. " Sebagai daerah hilir memang tidak gampang penanggulangan banjir karena ada banjir kiriman dari wilayah Bogor. Tetapi harus ada progres ril untuk meminimalisir banjir," jelasnya.
Nah ini saya juga setuju seberapa hebat pun Plt Walikota melalui dinas terkait telah mempublikasikan kinerja pemkot di media, tetap ukurannya adalah real progress atau kenyataan yang sedang berlangsung sebagai ukuran kerja keras dari bukti janji. Jangan keras doang tapi gak ada yang bisa keluar sama sekali. Eh ini bukan ngomongin impotensi kan?
Ditegaskannya, permasalahan klasik banjir tidak bisa diselesaikan secara parsial dan hanya asal ada proyek tahunan. Harus melibatkan Pemprov Jabar dan pemerintah pusat, terutama merealisasikan kanal Kali Bekasi.
Bicara kanal Kali Besar Bekasi, berarti bicara juga area kota Bekasi yang paling landai dan terendah permukaan geografisnya dari seluruh wilayah kota. Artinya jika kanal utama untuk kali Bekasi tidak diimbangi pembangunan fisik drainase atau saluran pembuangan dengan pematusan yang berkesinambungan sama juga bo'ong. Yang penting sinambung dan tidak sekadar reaktif saat musim hujan aja. Tapi juga antisipatif sebelum musim hujan datang, om Plt Walkot. Eh boleh kan MasTri dipanggil OmWalkot? Boleh dong? Kita kan temenan.
Ruwetnya penanggulangan banjir, juga disebabkan, optimalisasi sistem drainese sekunder, primer tidak terintegrasi. "Kurang sinkron-nya kinerja sistem drainase dan konektivitas antara drainase primer, sekunder dan tersier sering kali menjadi pemicu terjadinya luapan air di lingkungan permukiman masyarakat," terangnya.
Betul lagi mas Didit. Saluran drainase di titik simpul wilayah Durenjaya sering banget redaksi jumpai terjadi penumpukan sampah domestik dan sampah pasar yang datangnya dari Pasarbaru Durenjaya. Kayaknya meskipun Dinas Kebersihan sudah ambil sampah pasar di pagi hari, masih aja ada pedagang yang buang sampah dalam plastik kresek ke bawah underpass Durenjaya. Udah kayak tabungan anak SD, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Itu kan disebabkan attitude dan kebiasaan buruk yang kurang diberi peringatan keras oleh pemkot dengan rambu atau marka LARANGAN MEMBUANG SAMPAH dengan sanksi penjara atau denda yang besar, biar menimbulkan efek jera. Perlu juga diterapkan, kalo orang tertangkap tangan buang sampah tidak pada tempatnya dihukum potong tangan. Misalnya. Hehehe ini radikal kan?
Baca juga: Tri Adhianto Dinilai Belum Memenuhi Prasyarat Jadi Ketua KONI Kota Bekasi
Dijelaskan mega proyek penanggulangan banjir meliputi normalisasi sungai, drainase, pematusan, pembangunan folder mencapai ratusan milyar. Untuk pengadaan pompa air pada tahun APBD 2022 sebesar Rp. 20 milyar. Pembelian 28 unit pompa air ukuran sedang didistribusikan ke 28 RW rawan banjir dan 14 pompa besar untuk folder tandon air. Sayangnya justru titik banjir malah makin bertambah tiap tahun.
Nah bingung kan? Jadi kemana aja itu air banjir larinya. Eh maksudnya dana aPBD 2022 yang 20 milyar larinya? Masak kalo sudah diserap dengan realisasi proyek, kok gak mampu menyerap limpahan air hujan dan air banjir biar gak melimpah ruah kayak harta Qarun dan Fir'aun? Tapi banjir air berwarna merah darah tetap aja ada. Ini kisah zaman Fir'aun ya... bukan kisah politik dengan bahasa kode di Kota Bekasi, ya? BUKAN! Biar nanti redakturnya gak dianggap ngelantur kesana kemari.
"Implementasi road map solusi banjir Kota Bekasi secara menyeluruh, hingga kini belum membuahkan hasil, sesuai janji politik Pentri saat Pilkada," jelas Didit.
Kayaknya ho'oh deh. Janji politik PENTRI (Bang epen & MasTri) gak membuahkan hasil untuk urusan penanggulangan banjir, dan jangan sampai masyarakat menyebut janji PENTRI jadi janji PANTRY (dapur) pemkot yang katanya enak sajian makanannya eh malah gosong semua plus terlambat. Padahal pengunjung sudah lapar.
Dalam visi misi Pentri terkait penanggulangan banjir yang masuk dalam program prioritas pembangunan Kota Bekasi tahun 2018 - 2023 meliputi;
- Early warning system dan respon cepat pengendalian banjir.
- Pengendalian banjir untuk perumahan laten banjir dan intensitas banjir tinggi.
- Pengendalian banjir di jalan arteri dan protokol.
- Pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan saluran/kali/gorong-gorong.
- Pemeliharaan situ-situ; dan implementasi road map solusi banjir Kota Bekasi secara menyeluruh.
Post a Comment
Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur BksOL